Hidup Adalah Tanggung Jawab Mu Sendiri

Hasan Bashri ditanya tentang rahasia zuhudnya

Ia mjwb,"Aku tahu rezekiku tidak akan diambil orang lain,karena itulah qolbuku selalu tenang.Aku tahu amal perbuatanku tidak akan dapat ditunaikn orang lain,karena itulah aku sibuk mengerjakannya.Aku tahu Allah mengawasiku,karena itulah aku selalu merasa malu bila Dia mlihatku dalam keadaan maksiat.Aku tahu kematian itu sudah menungguku,karena itulah aku selalu menambah bekal untuk hari pertemuanku dengan Allah."

Prioritas Itu Bukan dari Atas Kebawah

"berbicara soal prioritas bukan berarti mendahulukan yang satu diatas yang lain melainkan bagaimana membagi porsi yang adil(sesuai dengan hak dan kewajibannya) untuk masing-masing bagian.."

Amanah seorang muslim lebih banyak dari waktu yang tersedia

selamat menempatkan prioritas

Dia yang Paling dan Maha Tahu

___"ya Alloh jika ini adalah jalan yang terbaik untuk ku, agamaku, dan orang-orang yang kan terpengaruh oleh hal itu, maka maka perjelaslah dan berikan saya kemudahan untuk menempuhnya.."

diantara kebingungan dan kejelasan
menuju kepastian takdir yang telah tertulis dan tertata rapih
jatinangor,12 Maret 2010
23.04

"??" Tapi Inilah Aku

Menemukan jawaban yang paling sulit adalah ketika ditanya tentang dirimu orang nya seperti apa? Atau diminta silahkan gambarkan tentang dirimu! Seakan mulut terkunci untuk bercerita dan tangan terhenti untuk mengetik. Padahal sehari-hari mulut ini selalu mengiringi setiap langkah tubuh ini begitu juga jari juga tidak pernah ditinggalkan,tapi kenapa dia tidak bisa menjelaskan. Apakah ia lupa? Atau selama ini tidak memperhatikan?

12 hal tentang saya:

1. Lupa,tadi dimana ya?
Jangan heran jika saya melupakan dimana meletakan kunci kosan,lupa dimana menaroh HP, kebingungan nyari-nyari sesuatu sambil memeras otak mengingat-ngingat. Dan yang paling sering,meninggalkan Flashdisc di computer rental setelah menge-print sesuatu. Apalagi jika sudah berhubungan dengan seseatu yang lebih besar yang harus dipikirkan maka yang kecil-kecil seolah sudah maklum akan saya lupakan dan ditinggalkan. Haha maafkan saya.

2. Fokus dalam arti yang “sebenarnya”
Ini bisa berhubungan sama point nomor satu. Entah,apakah ini sebuah kelebihan atau kekurangan,tergantung situasi yang terjadi dan apa yang lagi dibutuhkan. Disatu sisi bisa fokus dan konsentrasi,tapi disisi lain justru yang lain akan terlupa tidak bisa dikerjakan karena sama sekali tidak bisa multitasking. Yaudah lah anggap ini sebuah kelebihan. Kalau belajar ya belajar,kalau waktu bermain ya main-main dulu, kalau ngerjain tugas yang satu ya selesaikan dulu itu baru kerjain yang lain.^^

3. Kurang peka
Maaf kan saya terutama untuk orang-orang yang merasa tidak terhiraukan, atau tidak bisa saya pahami. Bukan niat hati untuk itu,tapi memang karena mungkin sudah dari sono nya. Maafkan juga untuk orang-orang yang selama ini berhubungan dengan saya sering kali saya tidak bisa memahami perasaan kalian. Bahkan kalau lagi kumat,disaat orang lain disekitar saya nangis terisak-isak,saya hanya akan ikut-ikutan menunduk menunggu air mata yang tak kunjung juga jatuh. Bisa jadi saya akan bertanya sesuatu pada seorang secara blak-blakan padahal dia sedang bersedih. Terutama untuk perempuan,maaf kan saya bukan saya bermaksud demikian, ini memang mungkin karena saya tidak paham dengan perilaku kalian. Tapi saya sudah berusaha sebisa saya untuk memperbaiki hal yang satu ini.

4. Koleris mode: ON
Saya lebih suka meminta orang untuk mengerjakan apa yang ada dipikiran saya. Dengan sifat ini akibatnya saya lebih suka menyuruh daripada disuruh. Ini adalah konsekuensi. Ketika tidak ada orang yang bisa mengerjakan konsepan yang telah saya buat maka sering kali konsepan itu tidak jalan. Atau tetap terlaksana tapi hanya untuk diri saya pribadi.

5. Terstruktur dan terpola
Maka jangan aneh kalau menemukan agenda di HP saya yang berisi apa aja yang harus dilakukan hari ini. Terpaku pada pola,pola yang teratur yang dibuat sendiri sebelumnya. Saya akan sering protes sendiri jika orang mengerjakan sesuatu dengan acak-acakan. Setiap kali akan mengerjakan sesuatu maka saya akan membuat urutannya secara tertulis dari awal hingga akhir. Apa saja langkah yang harus dilakukan untuk mencapai goal tersebut,harus jelas dulu baru akan muncul ketenangan untuk melakukannya.Kalau tidak,ya akan selalu dihantui keraguan.

6. Perfeksionis
Segala sesuatu harus selesai dengan sempurna,minimal dengan standar saya, harus terlaksana sesuai dengan yang semestinya. Tidak ada istilah sebagian apalagi hanya setengahnya, harus sampai selesai, jadi jangan tanggung-tanggung kalau jadi orang. Jangan heran juga kalau ada orang sering saya ingatkan untuk secepatnya menyelesaikan apa yang telah saya tugaskan untuknya. Hehe, Kalau belum selesai jangan harap anda tenang dari “terror” saya yang akan selalu mengingatkan. Bisa jadi ini adalah sebuah kekurangan dimata orang lain. Tapi prinsip saya jika ingin berhasil jangan setengah-setengah tapi harus total.

7. Padang?? Yes,I am
Hehe jangan heran juga kalau saya sering menghubungkan dengan kata yang satu ini,Padang atau minang. Bukan narsis apalagi rasis, tapi ini adalah bagian dari kecintaan akan kampung halaman. “bak kacang yang tak lupa pada kulitnya”. Begitu juga dengan Padang,karena ini adalah daerah asal saya, daerah yang memberikan pengalaman yang tak akan pernah terlupakan. Menyebut Padang maka itu akan mengingatkan pada masa kecil saya,dan orang tua yang membesarkan saya, dan budaya yang membentuk kepribadian.

8. Tidak nyaman menjadi pusat perhatian
Gerogi,keringat dingin,gemetar,lutut bergoyang,lemas dan lupa semua yang akan dibicarakan..hehe ga segitunya juga sih.. tapi,ini pernah menjadi bagian dari masa lalu saya. Walaupun masih sedikit menyisa sampai sekarang,tapi ini justru memberikan "keuntungan" tersendiri,karena setiap harus tampil di depan banyak orang saya akan mempersiapkannya dengan baik.

9. Lebih unggul?kenapa tidak
Bersaing asal dengan cara yang baik, itu tidak ada larangan dan tidak ada yang melarang. Cemburu untuk mengejar ketertinggalan itu baik,setidaknya menurut prinsip saya. Dengan tetap menjunjung tinggi sportifitas, maka saya rasa rasa ini perlu dimiliki oleh semua orang. Kalau tidak,harus menunggu berapa abad lagi Negara kita akan maju kalau orang-orang nya sendiri tidak punya keinginan untuk unggul dari yang lainnya. Saya lebih suka berada dalam satu kelompok yang banyak orang-orang hebat didalamnya, karena dengan demikian saya akan termotivasi untuk bisa sehebat mereka atau bahkan lebih.
“jangan harap dunia berubah,tapi diri kitalah yang berubah. Ingat,Alloh berfirman,dia tidak akan merubah nasib sebuah kaum,sampai kaum itu sendirilah yang melakukan perubahan. Kalau kalian mau sesuatu dan ingin menjadi sesuatu,jangan hanya bermimpi dan berdoa, tapi berbuatlah,berubahlah,lakukan saat ini. Sekarang juga!” (novel: Negeri 5 Menara)
Hayuu selamat berkompetisi.

10. Abstract thinker
Dengan pola keabstrakan dalam yang ada dalam pikiran, saya baru akan benar-benar bisa memahami isi pikiran saya sendiri setelah menuliskannya atau merunutnya dengan jelas

11. Visual type Learner
Kalau orang mungkin cukup dengan mendengarkan penjelasan orang lain saja dia sudah paham. Kalau saya harus ditambah usaha lainnya minimal dengan melihat apa yang dijelaskannya. Ada bukti kongkretnya nyatanya. Jadi jangan heran kalu setiap rapat saya selalu akan meminta untuk ditulis di papan tulis. Dengan itu berarti saya dapat melihat sendiri bahkan apa yang saya usulkan. Dengan type visual akibatnya saya sangat membutuhkan keindahan,keteraturan versi saya. Makanya minimal kamar harus terpola dengan baik.

12. Nyanyi?? Apaan tuh..
Haha tidak untuk yang berhubungan dengan dunia yang satu ini, dunia tarik suara. Hehe kalau diajak ke ruang karokean, saya akan lebih memilih main-mainin Hp dari pada ikutan “teriak-teriak” atau bergumam ga jelas.

FULDFK



Forum Ukhuwah Lembaga Dakwah Fakultas Kedokteran Indonesia