Saya Ingin Pulang Liburan Kali Ini

Setahun sudah(hampir) berlalu dengan begitu banyak pembelajaran. Tahun ketiga di FK UNPAD menjadi tahun yang luar biasa. Begitu banyak pencapaian terjadi ditahun ini,mulai dari berakhirnya amanah menjadi ketua DKM Asy-Syifaa' terus muncul lagi tanggungjawab yang baru di tempat yang sama, berkembang bersama FULDFK, dan bekerjasama dengan orang-orang hebat dalam berbagai bidang. Sungguh banyak hal yang bisa disyukuri dan tak patut sama sekali bagi saya untuk mengingkarinya.

Awal tahun ajaran langsung disambut dengan menjadi Fasil Ospek,mengikuti acara bersama Transformer,hingga mencapai klimaks di ZafranSaphire, walaupun setelah itu masih ada Trabecula yang berhasil mencetak kader-kader Asy-Syifaa' baru angkatan 2009. Tak cukup sampai disitu,selang beberapa minggu kemudian diisi dengan Antibiotik#5 di Unisba,ini adalah acara Antibiotik kedua yang saya ikuti berturut-turut dua tahun terakhir.

Setelah itu bulan Januari akhirnya datang dengan membawa pencerahan. Januari menandakan akhir periode kemahasiswaan di kampus dan itu artinya amanah di DKM Asy-Syifaa' sudah saatnya beralih tangan. Alhamdulillah, dengan segala yang tercapai selama satu tahun kepengurusan terlepas dari segala kekurangan, saya puas. Setidaknya kami bersama teman-teman satu tim inti kepengurusan berhasil menjalankan roda kepengurusan melewati lika-liku periode 2009, bukan karena sekedar menyelesaikan tapi karena mencapai sesuatu. Sepuluh jempol untuk Kadept,Pengurus, dan panitia-panitia yang luar biasa.

Seiring berjalannya waktu tanggungjawab untuk menyukseskan Muslim Managerial and Leadership Camp(MMLC) akhirnya tercapai di awal bulan Februari di Unjani, setelah empat bulan lebih memimpin tim SC yang diisi oleh orang-orang hebat dari berbagai Universitas. Tim yang sengaja dibentuk ketika pertemuan pengurus DEW 3 di UI empat bulan sebelumnya. Selang hanya seminggu kemudian perjalanan menuju FULDFK baru dimulai. Saya bersama empat orang teman lainnya menjadi delegasi ke Munas VI FULDFK di Samarinda. Pertama ini adalah pengalaman baru, untuk pertama kalinya menginjakan kaki di tanah Borneo. Ini adalah pengalaman luar biasa bisa melibatkan diri dalam sejarah FULDFK, organisasi yang saya yakini akan menjadi organisasi besar kedepannya. Perjalanan baru organisasi ini dilanjutkan dengan Rakernas di UNPAD bulan maret lalu.
Saat menjelang ujian ternyata juga tidak setenang yang diperkirakan, "kerjaan DPO", Sekum FULDFK, Komdis Olymphiart, Proyek PKMM dikti, hingga terakhir Pendas TMA menghiasi waktu Maret hingga seminggu menjelang ujian.

Sekarang sudah bulan Mei, artinya tahun ketiga akan segera berakhir setelah mengikuti beberapa rentetan ujian marathon kurang lebih satu bulan kedepan.
Tahun yang dimulai dengan indah InsyaAlloh ditutup juga dengan indah. Semoga ujian lulus semua dengan nilai yang memuaskan. AMINN!!

Saya ingin pulang pada liburan kali ini

Tunggu Hingga Kalian Berada Disini

Ingin rasanya menemui mereka satu persatu dan menanyakan banyak hal. Di akhir pembicaraan saya akan berpesan tidak semua yang bisa kalian lihat itu bisa kalian rasakan hingga kalian benar-benar mengalaminya.
jatinangor, 8 mei 2010
18.40

Kenapa Mereka Bisa?

Serung kali muncul sebuah pertanyaan mendasar yang mungkin sering kita tanyakan. Baik itu pertanyaan secara langsung pada orang lain maupun bertanya pada siri sendiri. Pertanyaannya, Kenapa mereka bisa menjadi "pemenang"? Atau sederhanya kenapa mereka bisa sukses. Sukses yang dimaksud disini adalah sukses dalam hal apa pun yang membuat mereka menjadi lebih baik dari orang lain. Ternyata setelah ditelusuri jawabannya adalah karena mereka berbeda dari rata-rata orang kebanyakan. Perbedaannya itu adalah mereka memiliki sesuatu yang lebih dari yang lain.

Mau tahu apa lebihnya?
Mereka berusaha lebih banyak dari yang lain. Mereka berjuang dengan usaha diatas rata-rata yang dilakukan orang lain.

Tulisan, Bentuk Komunikasi Antar Generasi

Semakin kesini saya semakin menyadari kekuatan sebuah tulisan. Tulisan saya yakini adalah sebuah bentuk pengabadian sebuah pemikiran. Terkadang pikiran yang abstrak pun bisa dijadikan "pemikiran" kalau sudah diterjemahkan dalam bentuk tulisan. Pemikiran tanpa ada bentuk nyatanya dalam bentuk tulisan hanya akan menjadi sesuatu yang mengawang. Ibarat debu di udara akan terombang ambing sesuai arah angin, terbang kearah manapun tanpa bisa di kendalikan.

Tulisan juga merupakan bentuk komunikasi antar generasi. Apa yang ada sekarang belum tentu ada di generasi selanjutnya tanpa mereka tahu apa yang terjadi saat ini. Apa yang kita rasakan saat ini tak akan bisa diturunkan dengan baik kegenerasi selanjutnya jika tidak berupa tulisan, karena bahasa verbal begitu rentan untuk terjadi pergeseran dari kemurniannya.

Malas dan Lemah, Tidak untuk Keduanya


Malas berarti mampu tapi tidak mau,lemah berarti mau tapi tidak mampu..

Tidak jarang kita akan mengalami dua hal diatas. Semua orang InsyaAlloh pasti pernah mengalami keduanya.
Dan bersyukurlah untuk kelebihan-kelebihan yang kita miliki sehingga menghindarkan kita dari kelemahan. Faktanya tidak semua orang terlahir dengan kekuatan yang sama, maka apa lagi yang disesali dengan segala kelebihan yang telah dititipkan kepada kita? Anda bisa bayangkan banyak orang yang punya keinginan tapi tidak bisa melakukan atau mendapatkan karena keterbatasan yang dimilikinya. Lalu apakah kita akan menjadi orang yang menyia-nyiakan kemampuan yang kita miliki hanya untuk bermalas-malasan?

Banyak orang yang ingin beramal tapi ia tidak bisa melakukannya karena ia tidak mampu untuk itu. Banyak orang yang ingin bisa belajar dan sekolah tapi tidak memiliki kemampuan untuk itu. Banyak orang ingin bisa melihat, berjalan, mendengar, tapi tidak memiliki nya. Ada juga orang ynag ingin sekali bisa punya banyak uang untuk bisa menolong orang lain, tapi pada kenyataannya mereka tidak punya itu. Mereka memiliki kelemahan, dalam hal ini mereka punya keinginan tapi tidak dalam hal kemampuan.

Lalu bagaimana dengan orang yang memiliki uang yang banyak, tapi tidak punya keinginan untuk membagi rizki nya kepada orang lain. Lalu bagaimana juga dengan orang yang memiliki kemampuan lebih tapi hanya untuk segala yang berhubungan dengan kepentingan pribadinya saja. Lalu bagaimana juga dengan orang yang memiliki kekuatan kaki untuk bisa berjalan, mata yang bisa melihat tapi tidak punya kemauan untuk menggunakan kekuatannya hanya sekedar untuk shalat ke mesjid?

kelemahan adalah suatu yang tidak lagi bisa dipaksakan karena takdir sudah berbicara demikian. Tapi tidak dengan kemalasan, kemalasan adalah bentuk dari kufur nikmat, bentuk kita tidak mensyukurinya. Diberikan segala kelebihan tapi tidak digunakan untuk kebaikan dalam rangka mensyukurinya.

"Ya Alloh aku berlindung kepadamu dari kelemahan dan kemalasan"(alma'surat)