SOOCA dan Segala Hal Dibaliknya

Alhamdulillah SOOCA sudah selesai, mendapatkan dosen penguji yang baik, case yang saya kuasai, dan keluar ruangan dengan nilai yang bagus. Semoga Alloh meridhai setiap langkah saya.

Jika dilihat kebelakang ujian SOOCA kali ini adalah ujian yang paling membuat saya ragu untuk bisa melewatinya dengan baik. Itu karena persiapan yang kurang matang jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelumnya.

Setiap tahun ujian yang satu ini tidak pernah kehilangan pamor untuk menjadi bahan pembicaraan. setiap tahunnya selalu ada hal-hal unik terjadi, mulai dari proses persiapannya, di hari H, hingaa pasca ujian itu sendiri.

Persiapan yang membuat mata hanya tertuju padanya. Begadang,minum berbagai suplemen anti-ngantuk, dan berbagai bentuk stress muncul ketika mempersiapkan ujian yang satu ini. Aktivis akan jadi pasif, "Pasivis" akan menjadi semakin pasif, sengaja meluangkan waktu lebih banyak untuk belajar. Egoisme pribadi mulai muncul, dan yang memikirkan teman-teman yang lain juga akan semakin terlihat. Yang cengeng akan semakin melankolis, yang gampang stress semakin panik, yang suka nangis menangis dengan sejadi-jadinya ketika melihat persiapan belum juga matang padahal hari H semakin dekat. Saya masih ingat kejadian tahun lalu dimana soarang teman curhat dirinya sampai muntah-muntah gara menghapal 30 case. Ya benar, 30-32 adalah angka jumlah case yang harus dipersiapkan dengan matang, mulai dari basic science sampai ke ilmu klinik, mulai dari definisi, faktor resiko, etiologi, patogenesis, patosisiologi, diaognosis, manajemen dan properti-properti penyakit lainnya. Semua ini harus dikuasai dengan sempurna karena kita tidak akan pernah tahu case yang mana yang akan diujikan dan case yang mana yang harus kita presentasikan didepan penguji. Disisi lain saya bangga melihat orang-orang dikampus saya seperti ini. Ini memperlihat betapa orang-orang disini begitu menghargai ilmu pengetahuan dan ingin menguasainya dengan baik.

Hari H adalah hari eksekusi. Ruangan isolasi terlihat begitu horor ketika semua orang memegang kertas sambil komat-kamit. Itu bukan sedang membaca mantra melainkan masih menghapal puluhan case yang akan diujikan. Ruangan ini memang sengaja di desain tertutup untuk dunia luar layaknya ruangan isolasi. HP tidak boleh diaktifkan,keluar masuk ruangan akan selalu dipantau oleh petugas yang menjaga pintu ruangan. Detak jantung lebih kencang, keringat dingin, pucat, dan berbagai hal aneh lainnya tampak sudah biasa terjadi jika sudah diruangan isolasi ini. Tetap belajar,tetap optimis sambil menunggu giliran untuk dieksekusi. Setegar-tegarnya orang saya pikir akan tetap deg-degan diruangan ini. Sampai saatnya 13-15 orang akan dipanggil setiap sesinya untuk masuk ke ruangan persiapan. Waktu diruangan persiapan adalah 30 menit. Sebelum masuk ke ruangan ini dilakukan prosesi pengundian, prosesi penentuan nasib, saat tuhan menurunkan takdirnya. Saat inilah satu case yang harus kita presentasikan akan di tentukan, 13 case masing2 satu untuk tiap orang. 30 menit adalah waktu yang cukup untuk mempersiapkan, mengingat apa yang telah dipelajari, dan menuliskannya dalam bentuk form presentasi. Setelah itu, apa yang diingat ruangan ini dan telah ditulisakn, itulah yang dibawa ke ruangan ujian yang sebenarnya. Ruangan dimana dua orang yang dipilih oleh tuhan untuk menyampaikan takdir yang telah dituliskan-Nya. Mereka adalah dosen penguji. 20 menit untuk mengoceh tanpa henti mempresentasikan penyakit bapak A atau ibu B mulai dari A sampai Z segala hal yang butuh diketahui untuk menangani penyakit itu.

Setelah itu sang dosen akan mengeluarkan nilai dengan "objektif versi mereka". Beruntunglah orang yang ditakdirkan mendapatkan dosen penguji yang baik dan sebaliknya jika mendapatkan dosen yang kritis dan menuntut lebih banyak.
Berbagai ekpresi wajah akan muncul begitu keluar dari ruangan. Ada yang bahagia, senang, histeris, ada yang kalem, sedih, ada juga yang mengungkapkan kekecewaannya dengan bergumam. Tapi disisi lain ada yang tetap tenang seperti sudah paham buruk atau bagus, itu adalah rencana Alloh yang terbaik untuk dirinya. Hanya syukur yang terucap dari mulut mereka melihat apapun hasil yang keluar.

Sampai seminggu setelah itu hasil SOOCA akan tetap menjadi topik teratas untuk dibicarakan. Tentang dosen yang kritis, dosen yang baik, ataupun hasil yang belum sesuai keinginan. Keinginan memang mengalahkan kebutuhan sampai sebagian terlihat lupa bersyukur. Semoga dugaan saya salah. Tingkat persaingan itu secara nyata memang masih terlihat, mungkin karena masih terbiasa dengan suasana SMA hingga ke SPMB yang sangat kental dengan kata yang satu itu.

Semoga mindset itu akan perlahan memudar karena pada akhirnya ketika menjadi dokter, pasien tidak akan pernah menanyakan IPK ataupun itu yang sejenisnya. Kita lah yang bisa menilai diri kita sendiri, apakan kita bisa memahami pelajaran dengan baik atau tidak. Dan tingkat pemahaman itu tidak semuanya tergambar dalam nilai atau IPK karena banyak faktor yang berpengaruh didalamnya. Buat apa nilai tinggi kalau toh kita ternyata kita mendapatkan keberuntungan mendapatkan case yang memang kita kuasai, padahal belum tentu jika mendapatkan case yang lain. Sebaliknya belum tentu nilai rendah itu karena kita benar-benar tidak paham sama sekali. Disini kedewasaan akan terlihat. Sesungguhnya nilai kurang bagus adalah ujian kesabaran dan nilai bagus adalah ujian dari kesombongan.

Sekarang dua ujian telah selesai(OSCE dan SOOCA), tinggal MDE seminggu kedepan sebelum KKN bulan juli nanti. Ujian memang tidak akan berakhir dan tidak akan pernah berakhir. Ketika sesuatu hal selesai, itu bukanlah akhir melainkan sebuah awal untuk sesuatu yang berlanjut setelahnya. Tidak ada kata akhir bagi seorang muslim sampai ia menginjakan kakinya di syurga. Itu pun bukan akhir sebenarnya karena itu adalah awal untuk "kehidupan yang sebenarnya", kehidupan yang abadi.

Catatan terkait:
Ketika kau butuh tuhanmu
Saya ingin pulang liburan kali ini
kenapa mereka bisa
Ujian dan kampung halaman

.

2 komentar:

  1. di fk unand ga ada soca
    adanya cuma mcq n osce
    hmm.. ada untung ruginya sih
    tp yg jelas kami bakalann dapet di klinik.
    hmm.. kayaknya seru, seru2an dg adrenalin meninggi, kortisol juga deng, hehe

    BalasHapus