Individu-Individu Kunci Sebuah Peradaban

Tanya jawab ini muncul ditengah keisengan ketika menunggu pasien di Poli tadi pagi. Biasanya ketika sepi pasien, kami diskusi beberapa kasus atau bimbingan dengan residen. Entah dari mana awalnya, diskusi malah jadi kemana-mana dan salah satunya tentang apa yang dibahas di tulisan ini.

Salah seorang teman bertanya pada saya tentang kenapa memilih ingin menjadi dokter.

"Kenapa kamu pilih kuliah di kedokteran?"

"Karena saya ingin jadi dokter," jawab saya secukupnya. Tidak puas dengan jawaban yang terdengar asal itu, ia bertanya lagi.

"Lalu kenapa kamu ingin jadi dokter?"

"Karena saya ingin bermanfaat buat orang lain.." Melihat ekspresi teman saya yang bertanya, kembali tampak ketidakpuasan atas jawaban yang saya ajukan.

Ia kembali bertanya, "memang bermanfaat hanya dengan jadi dokter? Kan bisa juga dengan memilih profesi lain.."

Melihatnya dari tadi tidak puas, kali ini saya coba menjawab dengan lebih serius.

"Iya, tentu bisa dengan profesi lain bahkan sangat bisa. Kita bisa bermanfaat dimana saja kita berada dan dalam profesi atau pekerjaan apapun. Tapi menurut saya potensi saya ada disini. Saya akan memaksimalkan potensi ini. Dan saya yakin setiap orang akan lebih bermanfaat jika ia berada di tempat yang sesuai dengan potensi yang Allah berikan untuk nya. Ia memanfaatkan potensi itu dengan menjadi muslim unggul dan selanjutnya secara sinergis bersama dengan individu-individu muslim unggul lainnya mereka akan membentuk peradaban, yaitu peradaban islam. Itu lah kenapa saya ingin menjadi dokter."

Bahasan ini sesuai dengan sebuah hadits Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Muslim yang manyatakan bahwa setiap muslim sudah diberikan potensi masing-masing sesuai dengan tujuan ia diciptakan dan Allah akan memudahkan jalannya menuju tujuan penciptaan itu.

"Setiap orang diberi kemudahan sesuai dengan tujuan ia diciptakan" HR Muslim.

Pemahaman ini kurang lebih sudah dipaparkan oleh Anis Matta dalam bukunya yang judul "Dari Gerakan ke Negara". Didalam bukunya ditulis salah satu kalimat ini:
"Salah satu sumber kekayaan masyarakat Islam adalah keunikan-keunikan individual dari setiap manusia muslim, dan apabila potensi-potensi individual tertuang secara penuh dan membentuk muara Islam yang sinergis, maka sebuah gelombang peradaban yang dahsyat akan segera bergemuruh membelah sejarah."

Jika setiap individu memahami potensinya dan ia menempatkan diri dan berprestasi sesuai potensi tersebut. Setiap individu ini memiliki afiliasi terhadap islam, memiliki pemikiran dan pemahaman yang berlandaskan islam. Secara langsung atau tidak semua individu ini secara sinergis bergerak membawa nafas islam di setiap posisi yang ia tempati. Lalu masyarakat merasakan dampaknya dan mereka secara perlahan akan mulai meneladani individu-individu ini. Saat inilah akan mulai terbentuk suatu tatanan masyarakat yang merasakan bahwa islam adalah satu-satunya solusi hidup mereka. Islam adalah sistem dan sistem tersebut sudah menjewantah menjadi cara hidup masyarakat.

Individu-individu muslim yang unggul dengan pemahaman islam yang baik akan menjadi motor dalam pergerakan islam. Setiap mereka harus tersebar dalam setiap pos-pos yang ada di masyarakat. Masih dalam topik yang sama dalam buku "Dari Gerakan ke Negara", Anis Matta menambahkan:

"Perubahan dasar akan terjadi dalam diri individu jika ada perubahan mendasar pada pola pikirnya. Karena pikiran adalah akar perilaku. Masyarakat juga begitu. Ia akan berubah secara mendasar jika individu-individu dalam masyarakat itu berubah dalam jumlah yang memadai. Tapi model perubahan ini selalu gradual dan bertahap. Prosesnya lebih cenderung evolusioner, tapi dampaknya selalu bersifat revolusioner. Inilah makna firman Allah Swt., "Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sampai mereka merubah diri-diri mereka sendiri." (Ar-Ra'd: 11)

1 komentar: