Hidupku,Agustus 2017

Daun yang rimbun masih telihat begitu indah. Pohon-pohon rindang menambah keasrian pemandangan yang begitu mempesona. Bukit bukit mengelilingi perkampungan menambah warna hijau disekililing kemana pun mata memandang. Tak banyak yang berubah,masih sama saja dengan beberapa tahun lalu saat saya meninggalkan desa ini. Desa yang telah membesarkan ku. Menjadi pondasi awal bagi sejarah kehidupanku. Desa yang menyisakan cerita sebagian masa hidupku.

Siang kala itu begitu terik. Matahari seperti memuntahkan panasnya sampai serasa membakar ubun-ubun. Saya menyempatkan diri untuk melihat sekitar,sungguh tak banyak yang berubah,apa yang saya lihat hari itu masih sama,masih tergambar begitu jelas. Seakan baru kemarin saya pergi dan hari ini saya balik lagi kesini. Sebelum akhirnya saya memutuskan untuk meneruskan perjalanan dengan berjalan kaki.

Bus yang saya tumpangi baru saja menurunkan saya ditempat ini. Setelah hampir 5 jam di dalam bus yang membawa saya kesini. Biasanya dalam perjalanan,dalam mobil saya biasanya selalu tertidur,tapi tidak untuk kali ini. Detak jantung yang begitu kencang telah menghilangkan rasa kantuk ku. Saya tahu jelas mekanisme ini karena meningkatnya detak jantung itu disebabkan karena meningkatnya adrenalin dalam darah. Zat ini lah yang melawan rasa kantuk karena ia mengaktifkan saraf simpatetis dan menekan saraf parasimpatetis yang justru memberikan rasa rileks yang berujung pada rasa kantuk. Dalam perjalanan saya begitu penasaran akan apa yang sebentar lagi akan saya lihat.

Ini adalah kali pertama saya balik ke desa ini dengan tambahan gelar kedua di belakang namaku. Tanda koma dan diikuti dua huruf lainnya menyusul titik dibelakangnya dan gelar tambahan yang baru saja saya diamanahkan seminggu yang lalu. Nesta Enggra,dr. ,Sp.PD.

Wanita yang ada disampingku mengingatkan agar kami shalat zuhur dulu di mesjid terminal tempat kami turun dari bus sebelum melanjutkan perjalanan. Wanita yang sangat baik dan shalehah tentunya. Parasnya yang anggun dan senyum yang menyejukan hati dan meneduhkan. Wanita yang empat tahun lalu saya nikahi. Sambil mengendong anak kami yang baru berumur satu tahun dan kakaknya berumur tiga tahun berjalan mengikuti.

Selesai shalat zuhur kami melanjutkan perjalanan dengan berjalan kaki karena memang di desa ini tidak bisa dilewati mobil karena jalannya yang didesain tidak begitu lebar. Tidak jauh. Hanya butuh 10menit jalan kaki.

Detak jantung saya menjadi semakin kencang. Seakan mulai menendang dinding dada saya dari dalam. Tidak sabar untuk segera mencium tangannya dan memberikan pelukan hangat untuk mereka sembari mengatakan bahwa anak mu ini telah berhasil.
Aku telah berhasil mencapai mimpiku yang dulu kalian arahkan. Yang dulu kalian perjuangkan. Ayah,ibu lihatlah aku sekarang,aku bangga menjadi anakmu. Aku bangga telah terlahir dari rahimmu.

Dari kejauhan saya bisa merasakan tatapan itu. Saya bisa merasakan kehangatan itu. Saya bisa melihat indahnya senyum itu. Tas yang tadi saya tenteng langsung saya letakkan,dan saya pun berlari menyonsong senyum mereka untuk mendapatkan pelukan hangat itu. Tangis haru dan bahagia akhirnya pecah membuncah suasana. Isakan tangis bahagia menyelimuti suasana siang itu.
Hidupku,sijunjung, agustus 2017
Amiin..!!

Pujian itu Menjerumuskan Saudaramu,teman!


Pujian adalah salah satu paduan kata indah yang enak untuk didengar dan nyaman untuk dirasa. Pujian juga yang membuat hati jadi terasa berbunga-bunga. Kata-kata pujian yang membuat seorang melayang bahkan terbuai. Pujian telah menjadi alunan kata yang terucap untuk mengagumi sesuatu. Secara manusiawi ini normal tidak ada yang salah dengan reaksi ini. Tapi ternyata mungkin tidak kita sadari pujian yang normalnya ada ini juga bisa bersifat patologis,bisa menimbulkan kerusakan terutama untuk orang yang dipuji.

Merasa senang ketika dipuji ternyata merupakan suatu kelemahan manusia. Kelemahan dimata setan yang sudah berjanji sampai hari kiamat akan menjerumuskan manusia untuk menemani mereka di neraka kelak. Salah satu kelemahan manusia ini tanpa kita sadari ternyata menjadi celah yang digunakan oleh setan untuk menggoda manusia. Karena dengan ini akan mempermudah setan untuk membuat manusia menjadi sombong dan terbuai dengan pujian itu.

Kita mudah tergoda oleh setan dalam hal ini bukan karena kelebihan setannya tapi lebih karena kelemahan kitanya sebagai manusia. Setan hanya ikut menumpangkan bisikan rayuannya pada pujian yang dilontarkan manusia ke manusia lainnya. Lumrahnya manusia akan merasa bangga dengan pujian yang diberikan kepadanya,nah pada saat ini lah setan ikut menambahkan untuk membuat manusia terbuai hingga awalnya kita akan merasa kita memang memiliki kelebihan itu. Tapi lambat laut ini akan membuat manusia merasa “lebih” bahkan lebih dari yang lain hingga akhirnya muncul rasa sombong. Awalnya sombong masih dalam porsi kecil. Tapi ujung-ujungnya akan membuat manusia tersebut merasa bahwa dia benar sudah memiliki kelebihan itu hingga akhirnya merasa cukup dengan itu. Merasa dia yang paling baik dari yang lain saat ini lah muncul kesombongan dalam porsi yang lebih besar. Kesombongan ynag mulai menimbulkan kerusakan. Saat ini dia akan mulai meremehkan orang lain.

Akibat dari pujian berikutnya adalah yang agak halus untuk dilihat dan diraba tapi sangat besar efeknya jika dirasa. Pujian bisa membuat setan menumpangi niat kita. Niat yang awalnya hanya untuk Alloh tapi justru akan dibelokan karena sifat kita yang satu ini,senang ketika dipuji. Niat yang segala nilai amal tergantung padanya ini justru bisa berubah karena manusia ingin dipuji,karena manusia ingin dianggap lebih,karena manusia ingin menjadi lebih baik dari manusia lainnya. Sehingga yang muncul adalah riya bukan niat yang ikhlas semata-mata karena Alloh.
Tapi bukan berarti kita tidak boleh memberikan pujian.Pujian itu juga penting karena itu adalah bentuk penghargaan dan bentuk apresiasi kita terhadap orang yang kita puji. Agar orang yang kita puji merasa senang. Untuk menyemangati orang yang kita puji kadang kala dalam situasi seperti ini pujian itu penting. Tapi tetap masih dalam koridor tidak boleh berlebihan. Karena itu justru akan menjerumuskan saudara kita sendiri.

Supaya tidak bingung dengan pembahasan ini berikut adalah kiat-kiat yang diajarkan Rasullullah untuk menyikapi berbagai bentuk pujian.. baik kah itu memuji ataupun dipuji.
Berikut adalah kiat agar dapat menyikapi pujian secara sehat, Nabi Saw. memberikan tiga kiat yang sangat menarik untuk diteladani.

Pertama, selalu mawas diri supaya tidak sampai terbuai oleh pujian yang dikatakan orang. Oleh karena itu, setiap kali ada yang memuji beliau, Nabi Saw. menanggapinya dengan doa:
“Ya Allah, janganlah Engkau hukum aku karena apa yang dikatakan oleh orang-orang itu.” (HR. Al-Bukhari)

Lewat doa ini, Nabi Saw. mengajarkan bahwa pujian adalah perkataan orang lain yang potensial menjerumuskan kita. Ibaratnya, orang lain yang mengupas nangka, tapi kita yang kena getahnya. Orang lain yang melontarkan ucapan, tapi malah kita yang terjerumus menjadi besar kepala dan lepas kontrol.

Kedua, menyadari hakikat pujian sebagai topeng dari sisi gelap kita yang tidak diketahui orang lain. Karena, sebenarnya, setiap manusia pasti memiliki sisi gelap. Dan ketika ada seseorang yang memuji kita, maka itu lebih karena faktor ketidaktahuan dia akan belang serta sisi gelap kita.
Oleh sebab itu, kiat Nabi Saw. dalam menanggapi pujian adalah dengan berdoa:

“Dan ampunilah aku dari apa yang tidak mereka ketahui (dari diriku)”. (HR. Al-Bukhari)

Ketiga, kalaupun sisi baik yang dikatakan orang lain tentang kita adalah benar adanya, Nabi Saw. mengajarkan kita agar memohon kepada Allah Swt. untuk dijadikan lebih baik dari apa yang tampak di mata orang lain. Maka kalau mendengar pujian seperti ini, Nabi Saw. kemudian berdoa:

“Dan jadikanlah aku lebih baik dari apa yang mereka kira”. (HR. Al-Bukhari)


Selain memberikan teladan kiat menyikapi pujian, Nabi Saw. dalam keseharian beliau juga memberikan contoh bagaimana mengemas pujian yang baik. Intinya, jangan sampai pujian yang terkadang secara spontan keluar dari bibir kita, malah menjerumuskan dan merusak kepribadian sahabat yang kita puji.

Ada beberapa teladan yang dapat disarikan dari kehidupan Nabi Saw dalam memberikan pujian, yaitu di antaranya:

Pertama, Nabi Saw. tidak memuji di hadapan orang yang bersangkutan secara langsung, tapi di depan orang-orang lain dengan tujuan memotivasi mereka.

Suatu hari, seorang Badui yang baru masuk Islam bertanya tentang Islam. Nabi menjawab bahwa Islam adalah shalat lima waktu, puasa, dan zakat. Maka Orang Badui itupun berjanji untuk menjalankan ketiganya dengan konsisten, tanpa menambahi atau menguranginya. Setelah Si Badui pergi, Nabi Saw. memujinya di hadapan para Sahabat, “Sungguh beruntung kalau ia benar-benar melakukan janjinya tadi.” Setelah itu beliau menambahi, “Barangsiapa yang ingin melihat penghuni surga, maka lihatlah Orang (Badui) tadi.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari Thalhah ra.)

Kedua, Nabi Saw. lebih sering melontarkan pujian dalan bentuk doa. Ketika melihat minat dan ketekunan Ibn Abbas ra. dalam mendalami tafsir Al-Qur’an, Nabi Saw. tidak serta merta memujinya. Beliau lebih memilih untuk mendoakan Ibn Abbas ra.:

“Ya Allah, jadikanlah dia ahli dalam ilmu agama dan ajarilah dia ilmu tafsir (Al-Qur’an).” (HR. Al-Hakim, dari Sa’id bin Jubair)

Begitu pula, di saat Nabi Saw. melihat ketekunan Abu Hurairah ra. dalam mengumpulkan hadits dan menghafalnya, beliau lantas berdoa agar Abu Hurairah ra. dikaruniai kemampuan untuk tidak lupa apa yang pernah dihapalnya.

Doa inilah yang kemudian dikabulkan oleh Allah Swt. dan menjadikan Abu Hurairah ra. sebagai Sahabat yang paling banyak meriwayatkan hadits.

Pujian yang dilontarkan orang lain terhadap diri kita, merupakan salah satu tantangan berat yang dapat merusak kepribadian kita. Pujian dapat membunuh karakter seseorang, tanpa ia sadari. Oleh karena itu, ketika seorang Sahabat memuji Sahabat yang lain secara langsung, Nabi Saw. menegurnya:"Kamu telah memenggal leher temanmu.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim, dari Abu Bakar ra.)

Senada dengan hadits tersebut, Ali ra. berkata dalam ungkapan hikmahnya yang sangat populer, “Kalau ada yang memuji kamu di hadapanmu, akan lebih baik bila kamu melumuri mulutnya dengan debu, daripada kamu terbuai oleh pujiannya.”

Namun ketika pujian sudah menjadi fenomena umum ditengah-tengah masyarakat kita, maka yang paling penting adalah bagaimana menyikapi setiap pujian secara sehat agar tidak sampai lupa daratan dan lepas kontrol; mengapresiasi setiap pujian hanya sebagai topeng dari sisi gelap kita yang tidak diketahui orang lain; serta terus berdoa kepada Allah Swt. agar dijadikan lebih baik dari apa yang tampak di mata orang.

Rindu yang Menguatkan

Mata hari mulai keluar dari persembunyiannya muncul dari balik bukit menunjukan keperkasaannya sebagai pemberi kehangatan untuk alam semesta. Puncak bukit masih diselimuti kabut seakan malu-malu untuk manampakan keindahan yang ada pada lerengnya. Bunyi -bunyian suara binatang terdengar sahut-menyahut menyambut datangnya pagi bergelora menampakan kebahagiaan memberi tanda pada orang-orang kalau hari sudah siang dan sudah saatnya untuk mulai beraktifitas. Tak terkecuali dengan ayam yang baru dilepaskan dari kandangnya mulai berkokok dengan gembira mengiringi anak-anaknya untuk mencari rezeki hari ini.

Pagi mulai merekah tapi aku masih duduk termangu disebuah rumah menatap kearah bukit yang hijau sembari memikirkan apa aktivitas hari ini. Liburan memang membuat sebagian orang bingung harus melakukan apa. Dengan terbiasa dengan kesibukan sehari-hari dulu di masa kuliah sekarang tiba saatnya liburan bingung mau berbuat apa. Kalau dulu bosan dengan segala aktivitas justru sekarang digerogoti oleh kebosanan akan waktu luang. Saya pikir inilah yang dirasakan para pemuda tanggung yang mengganggur karena tidak ada pekerjaan yang bisa menerima mereka dan harus menganggur. Huh,jadi pengangguran ternyata memang tidak mengenakan.

Satu kebahagiaan yang juga tak tergantikan pagi ini hari ini saya bisa menghirup udara segar,mendengar suara alami berdendang diluar sana,diatas pohon terlihat burung-burung sedang asyik bernyanyi seakan ikut merasakan apa yang saya rasakan. Suara sungai juga tak mau kalah samar-samar terdengar dari kejauhan berlomba-lomba dengan kicauan burung untuk menyuarakan suara siapa yang paling indah. Satu kebahagiaan yang sudah saya tunggu-tunggu sejak setahun kemarin yaitu pagi ini saya berada di rumah berkumpul lagi dengan orang tua,adik-adiku tersayang dan bercanda ria dengan mereka.


Teringat rumah dan lingkungan sekitarnya,rindu yang menguatkan
Tulisan Juli 2009

Artikel terkait:
Nagari Kaya ‘Semu’
Ujian dan Kampung Halaman
Nostalgia Masa SMA

Bersahabat dengan Masa Lalu


"Mintalah pertolongan kepada Alloh dan jangan bersikap lemah. Jika tertimpa sesuatu,janganlah berkata,'kalau saja aku melakukan begini dan begini,pasti hasilnya akan demikian dan demikian,' tetapi katakanlah,'Alloh telah mentakdirkan. Dan apa yang Dia kehendaki terjadi pasti akan terjadi.'Sesungguhnya, kata-kata itu dapat membuka perbuatan syetan."(al-hadits)

jangan pernah menyesali apa yang telah terjadi,karena yakinlah Alloh pasti memberikan yang terbaik sesuai dengan zamannya diwaktu yang tepat dan saat yang tepat dengan porsi yang telah ditakdirkan.

..jangan kau sesali
segala yang telah terjadi..

..syukuri apa yang ada
hidup adalah anugerah
tetap jalani hidup ini
melakukan yang terbaik..

..Tuhan pasti kan menunjukkan
kebesaran dan kuasanya
bagi hambanya yang sabar
dan tak kenal putus asa..
(Jangan Menyerah-D'Masiv)

Merantau


"dalam tradisi minang kabau,setiap anak laki-laki suatu hari akan pergi meninggalkan tanah kelahiran mereka,dan berjalan mencari pengalaman hidup.pengalaman hidup yang akan membuatnya menjadi Muslim lelaki sejati"

Merubah Dunia dari Diri Sendiri

Di atas nisan seorang tokoh agama di sebuah pemakaman tua, Webminster Abey, Inggris (1100 M) terukir sebuah sajak:

“Ketika aku masih muda dan bebas berkhayal, aku bermimpi ingin mengubah dunia. Seiring bertambahnya usia dan kearifanku, kudapati bahwa dunia tak kunjung berubah. Maka cita-cita itu pun kupersempit. Lalu kuputuskan untuk hanya mengubah negeriku. Namun nampaknya, hasrat itu pun tiada hasilnya.

Ketika usiaku semakin senja, dengan semangatku yang masih tersisa kuputuskan untuk mengubah keluargaku. tapi celakanya mereka pun tak mau diubah.

Dan kini, sementara aku terbaring saat ajal menjelang, tiba-tiba kusadari… ‘Andaikan yang pertama kuubah adalah diriku sendiri, maka dengan menjadikan diriku sebagai panutan, mungkin aku bisa mengubah keluargaku. Lalu berkat inspirasi dan dorongan mereka, bisa jadi aku pun mampu memperbaiki negeriku. Kemudian siapa tahu, aku bahkan bisa mengubah dunia!’”

Sungguh indah kata-kata pada sajak diatas. Ada beberapa hikmah yang dapat diambil dari sajak ini yaitu sebuah cita-cita besar dan sebuah penyesalan. Cita-cita besar yang begitu mulia. Tapi apa yang anda lihat di akhirnya hanya ada sebuah penyesalan. Bukan cita-cita nya yang salah,tapi caranya lah yang kurang tepat dalam mewujudkan mimpi besar tersebut. Hingga ada penyesalan diakhirnya karena ia baru menyadari itu ketika ia sudah menjelang ajal. Ketika ia tak mampu lagi untuk melakukan itu semua.

Bukan tak mungkin kita berada dalam satu kondisi yang sama dengan si penulis asli dari sajak tersebut. Seorang mahasiswa yang idealis yang memiliki cita-cita agung lagi mulia. Bukan tak mungkin kita akan mengalami nasib yang sama dengan beliau. Ketika mahasiswa segala sesuatu yang berbau idealisme,pergerakan,dan perubahan akan sangat menantang bagi kita karena mungkin memang seperti itu pada hakikatnya. Tapi,apakah cara yang kita lakukan sudah benar? Jangan-jangan hanya penyesalan juga yang akan ada pada akhirnya.

Ketika kita memiliki cita-cita itu kita akan sekuat tenaga untuk melakukannya. Melakukan pergerakan untuk merubah dunia. Tapi dibalik itu diri kita sendiri ternyata tidak siap untuk mengikuti perubahan itu.

Belajar dari cerita di atas, maka perubahan yang paling efektif adalah tidak mengaharapkan orang lain berubah duluan tetapi kita sendiri mulai mengambil tindakan untuk berubah lebih dahulu dan membiarkan orang lain melihat perubahan yang terjadi dalam hidup kita, sehingga hal tersebut membawa pengaruh positif untuk mengubah kehidupan mereka.

Memang hal ini akan terasa berat karena prosesnya akan berlangsung lama dan butuh ke-konsisten-an dalam teladan. Tapi suatu keyakinan bahwa bahwa sesuatu yang dilakukan dan dicontohkan terus-menerus akan ada “ruh” nya yang akan membuat orang lain terpanggil untuk mengikuti dan meneladani. Butuh kesabaran yang tak terhingga. Tapi tak masalah karena batu yang keras pun bisa jadi berlubang oleh tetesan air yang terus-menerus jatuh pada titik batu tersebut.

Mahatma Gandhi pernah mengatakan "You must be the change you want to see in the world". Kita sendiri mesti menjadi perubahan seperti yang Kita inginkan terjadi dalam dunia ini. Perubahan mesti dimulai dari diri sendiri. Janganlah mengharapkan perubahan dari dunia luar. Janganlah menunda perubahan diri hingga dunia berubah. Coba perhatikan, dunia ini senantiasa berubah. Diri kita saja yang tidak ikut berubah.

PERUBAHAN DIMULAI DARI DIRI KITA SENDIRI!

catatan yang berhubungan:
Tidak Ada Kata Terlambat Untuk Menjadi Lebih Baik
Capailah Citamu
Ikuti Kata Hati
Realisitis membunuh mimpi

Ikuti Kata Hati

Kata orang: untuk mengetahui apa yang ada didalam jurang kita tak perlu turun kedalam jurang tersebut. Cukup hanya dengan bertanya kepada orang yang baru saja naik kepermukaan setelah ia sebelumnya jatuh kedalam jurang tersebut.

Tak selamanya "kata orang" itu benar..
Terkadang
ada kalanya kita juga harus merasakan sendiri apa yang ada didalam jurang agar kita lebih yakin akan apa yang ada disana.

ikuti kata hati

Kata-kata pesimis dari orang yang gagal hanya akan membuat kita terpengaruh untuk ikut-ikutan tak mampu..

DKM Asy-syifaa Tempat Kami Bernaung

suatu ketika yang akan menjadi kenangan seumur hidup dan menjadi saksi yang menyatakan kalau kita pernah berjuang bersama..

Perjalanan dilanjutkan dititik ini.. saat pelantikan pertama kali bagi angkatan 2007 untuk masuk menjadi pengurus Asy-syifaa'.. kiara payung,september 2008



hingga berlanjut ke sesaat setelahnya ketika angkatan 2008 datang dan bergabung...depan mesjid Asy-syifaa,oktober 2008

perjuangan tidak berakhir disini?? siapa selanjutnya?? KAMU??


Tambahan Angkatan terbaru 2010


Penjual Gorengan,kegigihan,dan Kemuliaan Seorang Ibu

Pagi yang cerah memulai aktivitas hari ini. Langit biru sudah menampakan cahaya yang indah dari ufuk timur pertanda matahari siap untuk menyinari alam semesta serta bumi dan isinya. Embun pagi masih membasahi udara. Udara pagi yang begitu segar menyelinap ke paru-paru memberikan kesejukan hingga jauh kedalam tubuh. Para pekerja sudah mulai bersiap atau bahkan ada yang memulai sejak gelap masih belum ditelan siang. Salah satu nya adalah ibu penjual gorengan itu.

Ibu paruh baya yang tak pernah terlihat lelah walaupun saya tahu ibu ini sudah bangun jauh sebelum azan subuh berkumandang untuk mempersiapkan dagangannya pagi ini. Wajah tirusnya selalu menampilkan senyum hangat seakan menyembunyikan,seakan tak pernah merasakan pahit getirnya kehidupan. kulitnya yang agak kusam seperti terbakar panasnya nasib.

Pagi baru menunjukan pukul 5.00,para penghuni kostan bahkan ada yang masih tidur. Sebagian lagi sudah bangun, dan baru saja pulang dari mesjid selesai menunaikan shalat subuh berjamaah. Pagi masih buta tapi suara khas ibu ini telah berkumandang untuk meneriakan dagangannya.

"assalamu'alaikum,..ncep,gorengan..bade jarajan?" sahut ibu itu dengan suara khasnya menawarkan,sembari salah satu dari kami membukakan pintu gerbang untuk mempersilahkan sang ibu ini untuk masuk. Walaupun tidak setiap pagi kami membeli gorengannya tapi dengan kegigihannya beliau tak pernah jera untuk menawarkan dagangannya jauh-jauh ke kosan kami.

Cerita nya yang khas dengan bahasa sunda yang kadang saya sendiri tak cukup mengerti apa yang beliau bicarakan. Mulai dari berita gempa,susunan kabinet,gosip artis,hingga warga yang kemalingan sandal tadi malam tak luput ceritanya. informasi yang didapatnya selalu update hingga memberikan kegaguman tersendiri bagi saya walaupun ia hanya penjual gorengan.

Dari ibu ini saya dapat belajar betapa besar arti sebuah kegigihan,keyakinan,pantang menyerah,kerja keras, dan kedisiplinan dalam hal ketepatan waktu. Coba bayangkan setiap hari kedatangan ibu ini ke kosan kami (avicenna-red) tak pernah berkisar antara jam 5.00 sampai dengan jam 5.10. kalaupun telat paling hanya telat lima menit. Kerja kerasnya dalam membantu perekonomian keluarga pun tak luput dari sebuah catatan yang perlu untuk diteladani. Bakul besar yang selalu disandangnya berisi berbagai macam gorengan. Kalu saya perkirakan bakul sebesar itu tak kurang dari 10 atau 15 kg. Itu yang selalu dipikulnya mulai dari pagi buta menyusuri jalan dan menemui kosan demi kosan untuk menawarkan gorengannya. Mengais rezeki mengumpulkan sedikit demi sedikit uang.

Kalau ditelusuri lebih dalam,suatu keyakinan yang ibu ini tanamkan dalam setiap aktivitas jualannya. Bahwa Alloh telah mengatur rezeki setiap manusia,sekarang tinggal bagaimana kita berusaha untuk mencari dan mengumpulkan rezki yang telah Alloh tebar dimuka bumi. Satu kata,yang penting halal. Ini yang membuat saya kagum melihat arti sebuah kerja keras dengan berlandaskan satu keyakinan atas janji Allloh. Tidak ada kata malu apalagi canggung dengan nasib yang beliau punya.

Nasib, memang tidak semua orang akan mendapatkan nasib yang sama. Ada yang dibawah ada yang diatas,ada yang baik ada yang buruk. satu hal,bahwa yang diatas itu belum tentu baik begitu juga yang dibawah itu belum tentu buruk. Mereka yang hidup pas-pasan pun boleh jadi mereka lah yang terbaik disisi Alloh. Karena mereka mensyukuri apa yang mereka dapatkan. Melihat ibu ini membuat saya kembali tersadar bahwa tidak semua orang memiliki dan mendapatkan kesempatan yang sama. Sungguh termasuk orang-orang yang dilaknat jika kita tidak mensyukuri kesempatan yang kita punya. Syukur berarti tidak menyia-nyiakannya dan merespon kesempatan itu untuk memberikan manfaat yang lebih besar kepada orang lain. Terutama kepada kepada mereka yang tidak mendapatkan kesempatan yang kita rasakan. Mereka ada untuk menjadi ladang amal bagi kita.

Setelah sebagian dari kami membeli gorengannya tak lupa ibu ini akan mengucapkan terima kasihnya khas sambil mengendong lagi bakul gorenganya," nuhun a..", katanya dalam bahasa sunda.

Terlepas dari kerja ibu ini sebagai penjual gorengan ibu ini tetaplah seorang Ibu bagi anak-anaknya. Ini saya dengar ketika suatu pagi beliau bercerita tentang anaknya yang mau berangkat sekolah. Masih dengan gaya khas berceritanya dan yang jelas dengan bahasa sunda. Dari sini saya tahu bahwa ia memiliki keluarga dan memiliki anak-anak yang masih kecil-kecil. Inilah yang menguatkan nya hingga sekarang terus menjajakan gorengan.Pagi-pagi buta sudah harus beranjak dari rumah. Membantu suaminya dalam mencari nafkah demi sebuah penghidupan,Demi anak-anak,Demi sebuah harapan yang ditanamkan nya pada anak-anaknya. Demi sebuah masa depan yang lebih baik yang diharapkannya dapat dirasakan oleh anak-anaknya kelak. Sungguh mulia hati seorang ibu..


“Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya.” (QS. Al Isra’: 23)

Sungguh Rencana Alloh Begitu Sempurna

Apa yang dulu saya takutkan sekarang telah terjadi. Mungkin memang disinilah salah satu titik terlemah yang saya punya. Saya yakin Alloh telah merencanakan ini untuk memperkuat saya dengan menguji dititik ini. Ini pertanda bahwa Alloh ingin memperkuat saya dan ingin menjadikan saya lebih kuat. Rencana Alloh sungguh maha sempurna.

Dan Alloh pun juga telah menjanjikan bahwa setiap orang tidak akan diberikan cobaan melebihi batas kemampuannya. Satu kalimat yang membuat saya yakin menghadapi ini semua sampai hari ini. Stress,capek,penat,lelah hanyalah sebuah manfestasi dan sebuah keniscayaan yang sudah pasti akan terjadi. Semua itu akan selalu hadir untuk mengiringi,suatu kesia-siaan jika saya menyerah dan kalah dalam mengarunginya.

“Kami tidak membebani seseorang melain­kan menurut kesanggupannya, .."(Q.s. al-Mu’minun: 62)

Tidak Ada Kata Terlambat Untuk Menjadi Lebih Baik

Menyadari banyak hal yang perlu dan seharusnya sudah dilakukan sejak dulu.. Alhamdulillah.. Walaupun baru sadar sekarang tapi tidak ada kata terlambat untuk merubah "dunia".

Alloh akan memberikan sesuatu diwaktu dan saat yang tepat. Apa dan kapanpun itu yakin lah itulah yang terbaik sesuai dengan zamannya..

yang bisa kita lakukan sekarang adalah merubah itu jika telah menemukan kesalahan didalamnya dan meneruskan seraya memperbaiki jika itu dirasa baik untuk semua..

Gempa oh Gempa: Kita Ditegur Lagi


Rabu,30 september 2009 untuk kesekian kalinya negeri ini ditimpa bencana. Kali ini bagian barat sumatera yag mendapat "giliran". Ribuan orang kembali meregang nyawa dalam waktu bersamaan,puluhan rumah hancur rata dengan tanah,ratusan ribu orang kehilangan tempat tinggal,sanak saudara,serta harta mereka. Apa yang sebenarnya terjadi di ibu pertiwi ini? Telah sekian banyak teguran demi teguran yang datang dari berbagai sisi bumi ini. Apakah mereka tak lagi mau hidup berdampingan dengan kita?

Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (al-a’raf,7:96)

Menarik sekali ayat ini untuk ditelusuri lebih mendalam. Didalam ayat ini ada perkataan Alloh memastikan,”pastilah”. Jika Alloh telah memberikan kepastian seperti ayat diatas telah pasti tidak akan ada satu hal pun,satu zat pun yang bisa menghalanginya. Alloh menjanjikan atau memastikan kalau penduduk-penduduk negeri beriman dan juga bertaqwa kepada Alloh,Alloh pasti akan memberikan limpahan keberkahan kepada negeri tersebut. Keberkahan yang tidak hanya diberikan dari langit tapi juga dari dalam bumi. Apa lagi yang kita harapkan selain keberkahan dari Alloh??

Lantas coba kita lihat lagi apa yang terjadi di negeri ini dalam beberapa tahun terakhir. Bencana,kegaduhan demi kegaduhan, mulai dari gempa,tanah longsor,gunung berapi,banjir bandang,tsunami,sampai lumpur lapindo yang tak hentinya-hentinya menyemburkan isinya. Gempa demi gempa yang seolah tak putus-putusnya,lagi dan lagi menggoncang bumi negeri ini. Telah ratusan ribu orang musnah,bahkan ada desa yang hampir punah penduduknya ditimbun longsoran bukit yang seolah tak ingin lagi hidup berdampingan dengan manusia disekitarnya. Apakah ini yang kita sebut keberkahan??

Di ayat diatas Alloh telah menjanjikan akan ada keberkahan yang tak terkira jika penduduknya bertakwa. Dan yang terjadi saat ini justru sebaliknya bukan lagi keberkahan tapi malah bencana demi bencana,cobaan yang patah tumbuh silih berganti menghantam dari berbagai sisi. Bumi tak mau lagi bersahabat,langit telah murka,sungai tak mau lagi menampung luapan air yang sangat besar. Seolah bumi ini telah enggan untuk didiami oleh manusia-manusia. Bukankah ini telah masuk ke makna kalimat berikutnya pada ayat diatas? “tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya”

Sekarang coba kita balik makna surat al-a’raf ayat 96 ini. Jika penduduk beriman,Alloh akan memberikan keberkahan. Ketika yang datang justru bencana yang henti-hentinya berarti telah seberapa burukkah kondisi keimanan dan ketakwaan kita? Telah seberapa burukkah mental penduduk negeri ini? Seberapa durhakakah kita kepada Alloh? Berapa banyak larangan Alloh yang telah kita lakukan? Berapa banyak perintah Alloh yang telah kita tinggalkan??

Mari kita introspeksi lagi diri masing-masing karena cara yang tepat untuk memperbaiki sebuah bangsa adalah memperbaiki setiap individu di bangsa tersebut. Tidak ada cara lain untuk memperbaiki setiap individu melainkan setiap kita sendiri yang bertakwa kepada Alloh,setiap diri kita sendiri sadar untuk memperbaiki diri masing-masing.

Capailah Citamu


Melakukan sebanyak-banyaknya dan sebaik mungkin serta menghasilkan sebesar-besarnya untuk mencapai puncak setinggi-tingginya dalam keterwujudan usaha yang sungguh-sungguh hingga akhirnya tak bisa menemukan batas kemampuan diri kecuali Alloh berkehendak lain..



Pantun Minang_Nasehat Kehidupan


Adat basandi syarak.syarak basandi kitabullah.
semboyan ini lah yang menjadi dasar kehidupan dan budaya masyarakat Minang yang artinya kehidupan masyarakat minang yang sangat kental dengan adatnya ini selalu berdasar kepada Syarak (agama islam) dengan syarak yang berdasar pada kitabullah (al-quran)

berikut adalah kutipan-kutipan pantun yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari masyarakat minang

Lamo hiduik banyak di raso
jauah bajalan banyak di liek
Jiko iman kurang di dado
disiko umat mangko ka sasek.

iman tetaplah menjadi dasar panduan utama dalam menajalani kehidupan untuk dunia maupun akhirat. seiring dengan bertambahnya usia dan semakin luasnya dunia yang dijelajahi maka kita kan semakin tersesat jika tidak memegang teguh iman kepada Alloh SWT

Oi, adiak rambahlah paku,
Nak tarang jalan kaparak.
Oi, adiak ubahlah laku,
Nak sayang urang ka-awak.

Ratak limau dek binalu
Tumbuah sarumpun di tapi tabek
Kok abih raso jo malu
Bak kayu tangga pangabek

dipantun ini digambarkan betapa pentingnya rasa malu. Dalam hadits pun Rasullullah juag mengambarkan bahwa malu merupakan bagian dari iman. jika rasa malu ini sudah hilang maka diibaratkan seperti sebuah ikatan kayu yang tali pengikatnya sudah putus atau hilang sama sekali maka kayu-kayu akan berserakan tanpa ada kendali. bisa diambil contoh dikehidupan zaman sekarang ketika orang-orang sudah mulai meninggalkan budaya yang satu ini.

nan kuriak iolah kundi nan merah iolah sagi
nan baiek iolah budi nan elok iolah baso

Anak urang kampuang ilalang
nak lalu ka kampuang baso
Malu jo sopan kalau ilang
Abihlah raso jo pareso

pulau pandan jauh di tangah
di baliak pulau si angso duo
hancua badan di kanduang tanah
budi baiak takana juo

budi pekeri yang baik adalah buah dari iman seseorang. orang baru bisa dikatakan beriman jika dalam perilakunya tergambar akhlak yang mulia. dalam hal ini adat istiadat minang kabau sangat menjunjung tinggi baiknya budi pekerti ini.

karatau madang di hulu
babuah babungo balun
marantau bujang dahulu
di rumah paguno balun

buruang bangau tabang k hulu
d tembak anak rang Agam
marantau denai dahulu
untuang tabangkik batang tarandam

anjuran untuk merantau menuntut ilmu karena masih muda jadi di kampung belum bisa berguna. maka dalam tradisi minang kabau para pemuda sangat dianjurkan untuk merantau mencari ilmu dan pengalaman agar nanti kelak dewasa dapat bermanfaat dan dapat mengemban amanah kehidupan yang berguna bagi semua orang.

Payokumbuah jalannyo luruih,
Singgah sabanta di Piladang.
Kok gantieng jan sampai putuih.
Tinnggakan juo salai banang.

walaupun merantau jauh tapi tetap harus menjaga tali silaturahim dengan minang kabau. sejauh apa pun merantau ke negeri orang tapi orang minang tetap akan menjunjung tinggi budaya dan agamanya serta tidak akan memutus hubungan dengan daerah asal

semoga bermanfaat!!
wallahu 'alam

Teruntuk Kalian yang Istimewa

Cerita ini berawal dari sebuah acara yang saya ikuti yaitu sebuah training untuk menjadi seorang fasil. Fasil yang dipersiapkan untuk membimbing adik-adik 2009 selama satu semester kedepan. Setelah acara dibuka selanjutnya diumumkan nama pembicaranya siapa dan pembicara tersebut adalah seorang senior angkatan 2005 yang tidak bisa dipungkiri lagi kemampuan dan keahliannya dalam berbicara. Saya salut sama teteh yang satu ini.

“training motivasi” itulah tema dari pertemuan kali itu. Sebenarnya saya juga sudah pernah mengikuti acara yang bertemakan sama tapi entah kenapa kali ini saya terbawa oleh sisi melankolis saya untuk mengikutinya dengan khidmat. Dan untuk petama kalinya juga dada saya rasanya sesak menahan tangis didepan umum ditengah-tengah orang banyak. Satu hal training ini mengingat saya bahwa saya tidak lah sendiri. Banyak orang telah berperan dalam hidup saya hingga menjadi diri saya yang sekarang.

Awalnya semua peserta diminta untuk merenungkan apa saja yang telah terjadi dalam hidup dan momentum apa yang telah membawa kami hingga berada di posisi yang sekarang kami tempati. Yang jelas apa yang telah merubah saya dari kecil hingga sekarang menjelang dewasa berada difakultas kedokteran dan menjalani hidup yang sekarang.


Tanpa saya sadari sebelumnya ternyata Allah telah mengutus banyak orang dalam hidup saya hingga saya menjadi diri saya yang sekarang dan berada di posisi yang saya tempati sekarang salah satunya menjadi mahasiswa kedokteran UNPAD. Dan jasa-jasa meraka lah yang membimbing saya hingga berada disini.

Kalau dihitung mungkin tak bisa saya ungkapkan satu per satu karena saking banyaknya orang yang telah berpengaruh dalam hidup saya. Tapi dari semua itu ketika saya runut lagi mulai mengeliminasi ternyata ada beberapa orang yang berperan sangat besar dalam momentum hidup saya. Orang yang telah dituntun oleh Allah untuk membimbing dan membantu mengarahkan saya.

Ibu selalu menempati posisi pertama dalam hati saya. Dengan kesusahan yang dialaminya selama mendidik kami saya belum pernah mendengar keluhan dari dirinya atas kesulitan itu. Ibu yang selalu berusaha untuk tersenyum walau saya yakin ada yang tertahan didalamnya.ibu yang sejak subuh sudah menyiapkan sarapan untuk ku sebelum berangkat ke sekolah. Ibu yang selalu mengkhawatir keadaan saya jika saya berada jauh darinya. Kesabarannya dalam merawat saya ketika badan dan tubuh ini sakit.ibu yang selalu menginginkan yang terbaik untuk kehidupan saya. Tangisan yang selalu ditahannya setiap saat melepas saya untuk berangkat ke perantauan untuk melanjutkan sekolah demi sebuah perubahan.

Ayah telah menjadi teladan dalam kehidupan saya. Ayah yang tidak pernah mengajarkan secara langsung tapi dia hanya akan mencontohkan dan memberikan teladan. Ayah yang selalu tersirat dari kalimat-kalimatnya menginginkan aku mejadi jauh lebih baik darinya dan dari generasinya yang tidak pernah memiliki kesempatan yang telah saya jalani sekarang. Lewat cerita-cerita masa kecilnya yang selalu mengingatkan saya akan arti susahnya hidup akan arti sebuah perjuangan akan arti sebuah masa depan akan arti sebuah usaha untuk perubahan akan arti kegigihan akan arti sebuah pengalaman. Semua dilakukannya hanya dengan harapan generasi penerusnya jauh lebih baik dari pada dirinya. Dia memang bukan yang terbaik tapi ayah akan selalu memberikan yang terbaik yang dia punya untuk saya. Ayah yang saya tahu dia sangat membanggakan saya ketika melihat hasil raport akhir semester saya. Ayah yang membuktikan pada saya lewat usahanya bahwa orang kecil pun juga bisa jika mendapat kesempatan yang sama.

Bapak epihardi guru SD saya. Selama belasan tahun dia mengabdikan dirinya hanya untuk mengajar di sebuah SD di daerah terpecil. Dari dia dan guru SD saya yang lain saya dapat melihat betapa besar arti sebuah pengabdian. Guru ini yang membuka dunia bagi saya yang dengan sabar dan teliti mengajarkan kami untuk bisa menulis dan membaca. Guru yang menjelaskan bahwa dengan tulisan dan bacaanlah yang bisa membuka pintu masa depan. Beliau yang menjelaskan bahwa huruf adalah kunci dunia dan akhirat. Guru SD yang juga mengabdikan dirinya untuk mengajarkan anak-anak masyarakat untuk bisa membaca al-qur’an. Saya tidak tahu jika Allah tidak menunjuk bapak ini untuk menjadi guru disana apakah saya bisa membaca al-quran sekarang atau tidak.Wallahu a’lam. Bapak ini yang memotivasi saya untuk memiliki cita-cita. Bapak ini yang memotivasi saya dan teman-teman SD saya yang lain untuk mau melanjutkan sekolah untuk mau keluar meninggalkan tanah perumahan untuk melanjutkan sekolah diluar sana. Itu semua karena SMP waktu itu belum ada dikampung kami. Berkat usaha dan kegigihannya juga membujuk para orangtua agar mau melepas dan membiayai anak-anak mereka untuk melanjutkan sekolah keluar.

Ricky effendi adalah salah sahabat paling dekat dengan saya waktu SMA. Tempat bagi saya untuk saling bercerita saling membicarakan masa depan. Saling memotivasi dan saling mengingatkan. Sahabat saya yang satu ini juga yang membangkitkan kembali semangat saya untuk menjadi seorang dokter. Sahabat yang membuat saya mengerti akan arti syukur bahwa tidak semua orang diberikan kesempatan yang sama oleh Allah. Sahabat yang mengingatkan saya untuk jangan pernah mengabaikan apalagi membuang kesempatan yang ada didepan mata.
Terakhir adalah mentor saya yaitu kang ayib dan juga kang kyan. Sedikit banyak mereka telah membuka pikiran saya untuk melihat potensi yang ada dan terpendam dalam diri saya. Mereka telah membantu mengarahkan kehidupan saya hingga saya semakin yakin akan kemampuan diri. Mereka telah mau membimbing saya hingga menjadi diri saya yang sekarang.

Sungguh saya menjadi manusia yang tidak pandai bersyukur jika saya menyia-nyiakan kesempatan ini. Semoga Allah membalas kebaikan kalian semua dengan balasan pahala yang berlipat. Khusus untuk kedua orang tua saya ya Allah sayangilah mereka seperti mereka menyayangi saya.

Barokallah jazakallahu khairon khatsiron untuk semua yang telah berperan dalam kehidupan saya.



mypersonality.info=ENTJ

Berawal dari perjalanan yang cukup jauh antara Jakarta dan bandung. Suasana hening diisi dengan pembicaraan yang menurut saya pribadi mengandung begitu banyak makna seolah membuat perjalanan dua jam lebih itu serasa hanya beberapa menit. Salah satu makna yang dapat saya ambil dari perjalanan kali itu adalah pentingnya untuk mengenal siapa saya sebenarnya. Setelah lelah seharian “rapat” FULDFK DEW 3 yang diakhiri dengan buka puasa bersama akhirnya setelah shalat magrib dan isya perjalanan pulang pun dimulai. Dalam pembicaraan kali itu dibahas kalau kita ingin memahami orang lain maka pahami diri kita terlebih dahulu. Dan untuk menghapadi orang lain pun kita juga harus memahami karakter mereka dengan memahami karakter kita terlebih dahulu.

Entah dari mana awalnya hingga waktu itu dalam pembicaraan kami muncul kata-kata istilah “INTJ” “ENTJ” dan lain-lain. Awalnya saya tidak mengerti apa yang dimaksudkan hingga akhirnya muncul clue ternyata itu adalah istilah yang digunakan untuk pengelompokan kecenderungan kepribadian seseorang.

Sesampainya dikosan saya langsung menunaikan rasa penasaran saya hingga akhirnya saya membuka sebuah situs yang digunakan untuk melakukan test tersebut. www.mypersonality.info (telah dikasih tahu sebelumnya saat pembicaraan dalam perjalanan)

Dengan mengisi puluhan pertanyaan tentang kecenderungan sikap kita terhadap sesuatu hingga muncul hasil yang ditunggu-tunggu. Dengan deg-degan seperlunya plus sedikit rasa penasaran setelah puluhan detik loading akhirnya hasilnya muncul. Saya itu ENTJ. (yang jelas bukan I'M GJ..hehe)


ENTJ - The "Chief"

ENTJs are strategic, organized and possess natural leadership qualities. They are master coordinators that can effectively give direction to groups. They are able to understand complicated organizational situations and quick to develop intelligent solutions. ENTJs are outspoken and will not hesitate to speak of their plans for improvement. They are decisive and value knowledge, efficiency and competence. ( pokoknya gitulah..mudah-mudahan pembaca adalah ahli bahasa yang satu ini)

biasanya orang-orang ENTJ ini akan sedikit bentrok jika bekerja sama dengan sesama ENTJ dengan kekurangannya dia ingin lebih dominan dan takutnya berujung egois.

Details

Preferences
Extraverted
iNtuition
Thinking
Judging

Temperament
NT (Intellectual)

ENTJ Population
Total: 3%
Male: 4.5%
Female: 1.5%

Primary Function
Extraverted Thinking
Thinking people make decisions based on logic, so the Extraverted thinking function allows a person to organize and categorize things, thoughts or arguments. It is the ability to see the logical consequences of actions. It follows sequence and organization.

They said about the ENTJ
"ENTJs are natural born leaders. They live in a world of possibilities where they see all sorts challenges to be surmounted, and they want to be the ones responsible for surmounting them. They have a drive for leadership, which is well-served by their quickness to grasp complexities, their ability to absorb a large amount of impersonal information, and their quick and decisive judgments."
- Portrait of an ENTJ (The Personality Page)

"...have a strong natural urge to give structure and direction wherever they are -- to harness people in the field and to direct them to achieve distant goals."
- The Portrait of the FieldMarshal Rational (Keirsey)
"leader, ambitious, hard working, dominant, prepared, hates to be bored, confident, opinionated, analytical..."
- Jung Type Descriptions (ENTJ) (similarminds.com)

Hehe biar tidak mengurangi makna yang terkandung didalamnya maka tidak saya translate ke bahasa Indonesia (membuat pengakuan akan nilai TOEFL yang ga mumpuni)

Penasaran?? Tertarik?? Mau ikutan mencoba silahkan ke www.mypersonality.info

Hanya Diam Tak Mampu Berkata-kata


Aku hanya diam tak mampu berkata-kata
Hati pun tak bisa mengambarkan apa yang sedang otakku pikirkan
Ada apa gerangan..
Kenapa semuanya begitu gundah tak terungkap
Apa aku bukan diriku lagi
Kenapa mulut tak mau mengungkapkan apa yang berkecamuk didalam kalbu
Tak kah lagi mereka bekerja sama
Hati akan selalu mengarahkan kearah kebaikan kenapa otak melawannya
Aku telah menjadi bukan diriku
Tidak,aku tak yakin karena aku juga tak pernah melihat
Siapa diriku sebenarnya


Dukun Desa vs Dokter

Siang itu sang bocah sudah tidak sadarkan diri karena panas badannya sudah sangat tinggi,disampingnya ada sang bunda yang setia menemani dan belum tidur sejak dua hari yang lalu. Sang bocah kita sebut saja begitu namanya demi kerahasiaan pasien sudah mengalami panas sejak tiga hari lalu. Sebagai orang tua jelas sang ibu sangat khawatir akan keadaan anaknya. Berbagai cara telah dilakukan oleh keluarga untuk mengobati sang bocah,mereka sudah memanggil dukun A sampai Z (anggap saja namanya seperti itu). Total sudah 5 orang dukun sudah dipanggil untuk mengobati sang bocah tapi tetap juga tidak tampak tanda-tanda perbaikan dari kondisi bocah tersebut. Berbagai macam obat-obatan telah dicarikan oleh keluarga sebagai permintaan dukun-dukun yang dipercaya akan menyembuhkan penyakit dan menurunkan panas tubuh anak ini. Mulai dari bunga kembang sepatu,berbagai macam limau (baca: jeruk) dan amuan-amuan lainnya telah berhasil dikumpulkan dan diramu untuk diberikan mantra-mantra oleh sang dukun tapi tetap saja panas si bocah ini tak juga reda.

Hingga saat itu seorang bidan desa dipanggil juga ke rumah untuk membantu mengobati anak yang sedang sakit ini. Karena melihat kondisi ini tentu saja bidan ini berusaha untuk menganjurkan agar anak dibawa ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan intensif. Tapi karena berbagai alasan akhirnya keluarga memutuskan untuk sementara tetap memberikan kepercayaan pada dukun-dukun tadi untuk menyembuhkan anaknya.

Alasan pertama biasa alasan klasik yang sepertinya akan selalu mengiringi masyarakat Indonesia,alasan dana,berapa banyak nanti uang yang harus dikeluarkan jika dibawa kerumah sakit. Karena beberapa minggu ini pekerjaan biasa masyarakat menambang dari sungai tidak bisa dilakukan karena sungainya sedang meluap,sungainya sedang besar jadi tidak memungkinkan untuk menyelam ke dalam sungai. Kondisi ini membuat keuangan keluarga agak sedikit bermasalah.

Alasan kedua adalah alasan geografis. Desa ini termasuk desa terpencil di kabupaten tersebut dan kita tahu bahwa rumah sakit biasanya hanya ada di pusat kabupaten begitu juga dengan daerah yang satu ini. Untuk ke rumah sakit maka butuh waktu 4-5 jam dari desa. Dan jika anak ini dibawa kesana maka harus mencarter mobil dan akhirnya ujung-ujung masalah balik lagi ke masalah dana.sunggu miris.

Dan ketiga alasan yang membuat dua alasan sebelumnya tetap dipertahankan yaitu masih tingginya kepercayaan masyarakat desa akan dukun yang bisa menyembuhkan penyakit anggota kelurga mereka. Tanpa urusan yang ribet dan berbelit-belit dan biayapun bisa nyusul dan yang pasti jauh lebih murah akhirnya dukun tetap berada direlung hati mereka yang terdalam.

Dengan ketiga alasan ini maka usulan dari bidan desa tadi tidak begitu popular untuk kali ini.
Sungguh air mata lelah dan putus asa telah terlihat dari wajah seorang lelaki paruh baya yang kala itu duduk di sudut rumah karena tak kuat lagi melihat kondisi anaknya. Berbagai cara telah ia dan anggota keluarga lain lakukan tapi belum membuahkan hasil. Hingga pagi itu terpancar rona senyum pulas dan bahagia terpancar dari wajah ibu yang dari tadi sudah terkatung-katung menahan kantuk meraba kening anaknya. Sungguh luar biasa,panas badan anak ini kembali terasa normal. Ada apa gerangan? Sepertinya usaha-usaha yang telah dilakukan oleh dukun-dukun tadi telah mendapat jawaban. Anggota kelurga riang bukan main.

Siangnya panas anak itu masih normal. Tapi. Ada hal yang ganjal,kondisi fisik anak itu semakin lemas dan tidak beberapa lama kemudian dari pori-pori tubuhnya mulai mencuat darah. Selang beberapa menit kemudian darah tidak hanya keluar dari pori-pori kulit saja tapi juga dari mulut sang anak. “Ada apa lagi ini? Apakah ini kutukan? Oh mungkin ada orang yang tidak senang pada kelurga kita,mungkin ada yang mengerjai anak kita”tegas salah satu anggota keluarga.

Melihat kondisi seperti ini akhirnya bidan desa dengan segala kemampuan membujuk yang dimilikinya,mungkin ini telah ia pelajari dulu di bangku kuliah tapi kenapa pada praktiknya begitu sulit untuk meyakinkan keluarga ini. Bahwa anak mereka mengalami sakit parah dan fatal dan bukan guna-guna dari orang lain. Dengan berat hati dan demi kesembuhan sang anak akhirnya keluarga bersedia untuk membawa anak ini kerumah sakit terdekat ( baca: jarak tempuh 4-5 jam perjalanan naik mobil,dengan kondisi jalan yang tidak sepenuhnya baik)

Sesampainya dirumah sakit anak ini langsung dibawa ke UGD dengan perawatan intensif. Sungguh malang masih dapat tertolak dan untung masih bisa diraih setelah beberapa jam perawatan,kondisi anak ini mulai membaik dan sudah melewati masa krisisnya. Hingga sang dokter yang jaga kala itu memberikan keterangan pada anggota keluarga yang ikut mengantar ke Rumah Sakit dengan sangat meyakinkan sekaligus memilukan mengguncah penyesalan bagi kedua orang tua anak ini. Sambil terisak tangis ibu anak itu mendengarkan Dokter mengatakan jika saja anak ini terlambat satu jam saja dibawa ke Rumah sakit mungin ibu dan bapak tidak akan bertemu lagi dengan anak mereka untuk selamanya. Dan diagnosis dokter adalah anak ini mengalami demam berdarah.

Seperti ini lah kultur kebanyakan masyarakat pedesaan Indonesia dengan kepercayaan turun-temurun yang telah mereka yakini sangat sulit untuk merubah perilaku dan meyakinkan mereka akan pentingnya dokter. Teman-teman yang saat ini masih duduk di bangku kuliah kedokteran seperti inilah kondisi yang akan kita hadapi nanti tentu saja hanya jika teman-teman mau untuk ikut melakukan perubahan itu. Kondisi seperti ini akan sangat jarang sekali teman-teman jumpai di perkotaan. Karena sesungguhnya untuk meningkatkan taraf kesehatan masyarakat itu justru dengan memajukan kesehatan pedesaan (coba aja teman-teman cari informasi bahwa mayoritas masyarakat kita hidup di pedesaan).

Menanggapi menumpuknya dokter-dokter di kota sedangkan di daerah bahkan dokter umum pun hampir hanya ada satu orang per kecamatan.


Informasi ini saya dapatkan dari salah seorang teman waktu saya berada di kampung liburan kemarin.




Saya Mahasiswa Tahun Ketiga

Hari ini adalah hari kedua di Jatinangor karena kemaren sore baru saja sampai disini. Setelah lebih dari sebulan lalu menghabiskan waktu di kampung sekarang saatnya kembali lagi ke perantauan. Lihat-lihat Jatinangor selintas tidak terilhat perubahan yang begitu berarti hampir sama saja dengan waktu saya sebelum pulang dulu. Di kosan hanya ada sedikit perubahan yaitu kamar dan dinding-dinding luar baru dicat hingga terlihat lebih cerah. Diluar juga hampir sama saja,masih ada rumah makan Risa,Ampalpal,Asupal (istilah yang biasa digunakan oleh penghuni Avicenna),dan safari yang tiba-tiba di sulap jadi rumah makan padang tempat saya sehari-hari mencari makanan.

Tapi ada satu yang berubah dibanding tahun lalu saat baru tiba juga disini,perubahan yang tidak akan terlihat begitu jelas tapi justru disitu tujuan yang sebenarnya yaitu saya sudah mahasiswa tahun ketiga. Tidak terasa,sungguh sangat tak begitu terasa ternyata sekarang saya mendiami Jatinangor ini labih dari dua tahun dan berarti pula saya sudah menjalain pendidikan di Fakultas Kedokteran UNPAD selama itu juga. Anak kedokteran tahun ketiga?? Apa yang bisa kamu lakukan?? Rasanya masih sangat kurang untuk menjadi seorang dokter dan menjadi apa yang ditargetkan empat atau lima tahun lagi. Masih banyak hal yang perlu dilakukan dan masih banyak hal yang perlu dipelajari untuk menjadi seorang Five Star Doctor yang diawal dulu begitu sering dieluh-eluhkan.

Untuk menjadi seorang dokter yang nanti disayang oleh pasiennya,disukai oleh masyarakat memang tidak gampang,butuh kerja keras dan ketekunan untuk mempelajari apapun yang dibutuhkan untuk menjadi dokter seperti itu dan sudah harus dimulai dari sekarang justru bahkan sejak dua tahun lalu saat dinobatkan sebagai mahasiswa kedokteran. Tanggung jawab itu semakin besar karena dari ribuan orang yang meminati jurusan ini kita lah salah satu dari 200 orang yang terpilih dari ribuan itu. Cita-cita dan niat mereka secara tidak sengaja dialihkan kepada kita yang sekarang berada disini.

Tujuan memang besar dan begitu juga dengan tanggung jawabnya,sudah saatnya untuk mengakselerasi kecepatan menuju pencapaian yang lebih tinggi ditahun ketiga ini. Dengan lingkungan yang sangat mendukung untuk menjadi lebih baik tidak seharusnya disia-siakan. Hidup memang akan selalu dihadapkan pada pilihan-pilihan tergantung kita pilih yang mana dan disetiap pilihan itu pasti selalu ada pilihan yang terbaik. Salah satunya adalah pilihan mau seberapa cepat kita untuk berubah dalam mengisi kekosongan-kekosongan slot yang dibutuhkan untuk menjadi seorang dokter yang kita sebut diatas tadi.

Yah sekarang saatnya untuk memulai lagi semuanya demi sebuah Pencapaian. Tahun ketiga sudah didepan mata. Saatnya menjadi lebih baik dari sebelumnya dan menjadi lebih bermanfaat bagi orang lain dan selalu sungguh dalam menjalani sesuatu.

Ya Allah saya manusia hanya bisa berencana tapi selebihnya Engkau lah yang menentukan,tuntunlah saya untuk selalu komitmen dengan apa yang saya ucapkan dan menjalani apa yang saya rencanakan.



Efek media terhadap sikap masyarakat Indonesia suka mengeneralisasi

Tidak bisa dipungkiri media masa memiliki efek yang sangat besar terhadap suatu bangsa. Bagaimana tidak saat ini media masa terutama televisi memegang peranan lebih dari 75 % penyampai informasi kepada masyarakat. Apalagi masyarakat pedesaan yang tidak mengenal adanya Koran yang bisa dibaca setiap pagi satu-satunya berita dari nasional yang bisa mereka dapatkan hanyalah dari televisi setelah radio-radio yang biasanya memiliki jangkauan luas sudah kehilangan pamornya. Radio tidak dilirik lagi sabagai sarana hiburan apalagi untuk mendapatkan informasi dan berita. Apalagi internet jelas belum menjangkau lingkugan mereka. Kita juga tahu bahwa sebagian besar orang Indonesia memang belum mendapatkan pendidikan yang cukup. Dengan kondisi seperti ini membuat pemikiran mereka cukup untuk menerima apapun yang disampaikan di televisi untuk mengartikan Indonesia sebagai negara adalah seperti yang mereka lihat. Sebagian besar masyarakat Indonesia akan terima saja apa adanya yang ada di televisi.

Setelah reformasi,pers Indonesia memang memiliki kebebasan yang jauh lebih luas jika dibandingkan dengan masa orde baru. Dimana saat itu suara mereka dibungkam atau mungkin diancam untuk hanya memberitakan hal-hal baik tentang pemerintah. Jika saja mereka menyiarkan hal-hal yang tidak baik tentang pemerintahan apalagi dalam bentuk kritikan bukan rahasia umum lagi jika episode berikutnya penonton hanya akan menemukan siaran lagu-lagu daerah disaat jam tayang yang sama. Itu karena acara tersebut sudah diblokir pemerintah atau mungkin pemilik acara tersebut sudah disidangkan di pengadilan keesokan harinya dan di penjara sampai waktu yang tidak ditentukan karena dianggap menentang pemerintahan. Itu dizaman orde baru.

Sekarang pers Indonesia mendapatkan hak sebebas-bebasnya untuk memberitakan apapun selagi mereka bisa mendapatkan berita itu. Lihat saja berita-berita ditelevisi mulai dari kehidupan artis yang selalu kawin terus cerai dengan gampangnya sampai kepada berita tentang kepresidenan atau kritikan terhadap kebijakan pemerintah. Belum lagi berita kriminal yang setiap hari di semua stasiun televisi tidak pernah kehabisan bahan untuk diberitakan.

Dilihat dari beberapa sisi kebebasan pers ini memang memiliki cukup banyak keuntungan jika dibandingkan dengan masa lalu saat pergerakan mereka masih dikekang. Dari sudut permediaan jelas mereka sangat senang dengan kebebasan pers yang ada sekarang karena mereka tidak perlu khawatir lagi untuk menulis berita karena takut akan ada ancaman atas keselamatan mereka karena negara sudah menjamin itu. Semua yang terjadi dibelahan Indonesia bahkan sejam atau beberapa menit setelahnya kita sudah bisa mengetahuinya selagi itu bisa dijangkau oleh wartawan,apapun itu. Memang ini kemajuan yang sangat signifikan menandakan kecanggihan permediaan Indonesia. Tidak jarang kita lihat stasiun-stasiun televisi berlomba untuk memperlihatkan siapa yang paling cepat menyajikan berita kepada masyarakat. Informasi yang update dan segar dengan gampang kita dapatkan cukup dengan menonton televisi.

Tapi yang kurang kita sadari adalah ternyata semakin besar menfaat suatu benda maka akan semakin besar pula mudarat benda tersebut. Bisa kita ambil contoh sebuah pisau. Kita buat pisau yang canggih dan sangat tajam. Untuk memotong apapun jadi lebih gampang bahkan dengan usaha yang jauh lebih kecil dibanding menggunakan pisau biasa. Jelas pisau ini memiliki menfaat yang besar karena memberikan kemudahan. Tapi mudaratnya pisau yang tajam ini jika digunakan dengan kurang hati-hati bisa melukai pemakainya sendiri atau lebih parahnya lagi bisa digunakan untuk melukai orang lain.

Begitu juga dengan permediaan dengan kecanggihannya bisa memberikan informasi yang update tiap saat jelas ini juga memberikan manfaat yang besar karena kita bisa tahu tantang belahan dunia lain hanya dengan duduk didepan televisi. Ternyata justru kecanggihan inilah yang memberikan mudarat kepada masyrakat. Karena kecanggihannya mereka bisa memberitakan apapun tanpa diperhitungkan dengan matang terlebih dahulu.

Salah satu yang sangat disoroti disini adalah berita kriminal. Mungkin tujuan pembuat berita adalah agar masyarakat waspada karena banyak kejahatan dan kriminal dimana-mana. Tujuan ini memang baik tapi yang sedikit mendapat perhatian adalah seperti yang saya tulis tadi pada judul diatas, “Efek media terhadap sikap suka mengeneralisasi masyarakat Indonesia” . berita-berita kriminal yang diberitakan setiap hari oleh semua stasiun televisi ini membuat penilaian masyarakat bahwa Indonesia tidak pernah aman,setiap hari dan dimana-mana ada kajahatan. Tapi bisa kita tilik lagi bahwa keburukan yang diberitakan itu diambil dari berbagai daerah di Indonesia dan mungkin saja peristiwa seperti itu hanya terjadi sekali di daerah itu. Tapi karena daerah diindonesia sangat banyak satu persatu berita itu dikumpulkan walaupun cuma dapat lima sampai enam berita setiap harinya tapi karena beritanya bersifat nasional akibatnya penilaian masyarakat adalah Indonesia seperti ini--penuh dengan kriminal apalagi ditambah dengan gaya pembaca beritanya yang sangat meyakinkan. Tapi coba bayangkan dari luasnya Indonesia dan banyak daerah yang ada di Indonesia lima sampai enam berita kriminal itu setiap harinya sebenarnya bukanlah hal yang terlalu buruk. Coba saja hitung persentasenya mungkin tidak akan mencakup lebih dari 0.05% daerah di di Indonesia.

Contoh berikutnya yang mengiris hati para insan pelaku dunia kesehatan terutama para dokter dan rumah sakit. Beredar isu dan berita tentang malpraktek. Padahal saya yakin sekali itu hanya pekerjaan oknum tertentu tapi lihat saja akibatnya karena cara pemberitaannya di televisi akibatnya masyarakat memiliki penilaian yang salah seolah semua dokter seperti itu. Mungkin anda pernah membaca tanggapan orang-orang di artikle salah satu Koran elektronik tentang malpraktek hampir semua komentar-komentar disana menyudutkan profesi dokter dan pekerja rumah sakit.

Kalau seperti ini terus menerus maka wajar di zaman orde baru yang notabene kehidupan dikekang,justru masyarakat merasa lebih nyaman. Memang tidak bisa dipungkiri coba saja tanyakan pada orang tua kita zaman dulu bagaimana tanggapan mereka terhadap pemerintahan presiden Soeharto,yang pasti sebagian besar dari mereka merasa Indonesia lebih baik kala itu. Bandingkan dengan sekarang justru penilaian masyarakat sekarang adalah pemerintah tidak becus mengurusi rakyatnya. Padahal kalau dilihat-lihat zaman orde baru tidaklah lebih baik dari sekarang.

Semoga media masa kedepannnya sebagai orang yang lebih berpendidikan bisa memberikan informasi yang lebih mendidik kepada masyarakat Indonesia yang sebagian besar belum mengenyam pendidikan yang cukup.


Realisitis membunuh mimpi


“namun,tak pernah kusadari sikap realistis sesungguhnya mengandung bahaya sebab ia memiliki hubungan yang linear dengan perasaan pesimis. Realistis tak lain adalah pedal rem sering menghambat harapan orang.” Kata Andrea Hirata dalam novel Sang Pemimpi,salah satu novel dalam tetralogi Laskar Pelangi.

Dilihat kata demi kata diatas dalam hemat saya itu tidak salah sama sekali bahkan jauh lebih dekat kearah kebenaran. Sering sekali kata-kata yang menyuruh untuk bersikap realistis itu yang membuat orang berhenti untuk berkehendak,berhenti untuk bercita-cita, dan tidak berani untuk bermimpi. Ketika seorang anak miskin yang bercita-cita ingin menjadi seorang dokter atau menjadi profesor berhenti melanjutkan cita-citanya karena satu kata keramat ini,satu kata yang menghantui orang yang ragu akan kemampuannya,satu kata yang membuat orang tak yakin akan kebesaran Allah SWT,yaitu Realistis.

“Bagaimana mungkin kamu yang cuma orang miskin bisa menjadi orang setinggi itu? dengan apa? Mau jungkir balik mencari uang tidak akan bisa! itu cita-cita terlalu tinggi ga mungkin,tidak akan bisa,kita tidak akan mampu,kita tidak sanggup.” Traumatik sekali kalimat ini bagi orang yang memiliki sedikit kesempatan untuk maju. Itu hanya salah satu contoh dalam sudut pandang ketidakmampuan ekonomi. Masih banyak contoh yang sebenarnya lebih dekat dengan kehidupan kita sehari-hari,kata itu yang mengurung kita dalam kelemahan merasa tidak mampu.

Pesimis adalah bentuk lain dari merasa tidak mampu,menghentikan mimpi hingga akhirnya membatasi cita-cita. Cita-cita disini jangan hanya dibaca mau jadi apa ketika sudah besar saja melainkan suatu yang kita inginkan,suatu yang hendak kita capai,apapun itu. ketika suatu keadaan telah memaksa untuk bersikap realistis disaat itulah sebenarnya pesimis itu datang,datang tak diundang tapi mulai secara perlahan menggegogoti semangat hingga akhirnya layu tak lagi memiliki kekuatan. Realistis juga akan membuat motivasi mulai luntur laksana kain murahan direndam lama dalam baskom sampai air didalamnya berwarna karena kain sudah menjadi pudar.

Semangat,motivasi,cita-cita dan mimpi adalah suatu yang selaras dan harus selalu ada ketika melirik sebuah masa depan.mereka akan saling beriringan bergandengan tangan dan bahu-membahu dalam mencapai kesuksesan. Ketika salah satu diantara mereka mulai lemah atau tak lagi berdaya maka otomatis kecepatan akan mulai melambat atau lebih parah lagi bisa saja berhenti. Diam tetap disatu titik tidak ada kemajuan. Tidak ada keinginan untuk melanjutkan hingga akhirnya kurva kehidupan stagnan atau bisa saja turun hingga ke titik nadir.

“kita tidak akan pernah mendahului nasib. Pesimis tak lebih dari sikap takabur mendahuluinya”

Tapi satu hal yang perlu diingat kalau perlu dicamkan bahwa mimpi tetaplah mimpi,setinggi apapun itu,kalau tidak ada I’tikad baik untuk mewujudkannya. Mimpi memang tidak berbeda jauh dengan lamunan dan hanya akan menjadi bunga tidur jika tidak ada usaha yang getir dan militan untuk mewujudkannya.



Nagari Kaya ‘Semu’


Setelah selesai membaca satu dari empat tetralogi novel Laskar Pelangi saya langsung jatuh cinta pada novel ini. Entah kenapa kisah panjang lebar yang diceritakan penulisnya (Andrea Hirata) itu saya rasakan tidak jauh berbeda dengan kisah saya. Saya mendapat banyak inspirasi ketika membaca novel yang berkisah tentang seorang anak muda melayu belitong bersama teman-temannya ini.

Berasal dari daerah ‘kaya semu’ yang didalamnya penuh kemelaratan,dijajah oleh sistem yang tak berpihak pada rakyat kecil dan berada dalam cengkraman kapitalisme entah itu gaya kapitalisme modern atau mungkin malah konvensional. Itu belitong. Tak jauh berebeda dengan kisahku walaupun disana tak ada jenis kapitalisme seperti itu yang ada hanya kebodohan yang membuat pikiran masyarakatnya lebih terpusat pada apa yang akan dimakan untuk besok,lusa,dan minggu depan. Apa yang akan dibeli minggu depan untuk menambah perabot rumah,memperindah diri dengan membeli pakaian baru jika punya uang tentunya.Tak lebih dari itu. Ditambah beranak pinak memperbanyak anggota keluarga yang akan ditanggung. Tampak prinsip banyak anak banyak rezeki masih begitu melekat pada tradisi kampung kami.

Daerah yang pikiran masyarakatnya terhadap sekolah hanya sekian persen dari beban pikiran yang harus mereka tanggung. Dalam anggapan mereka sekolah hanyalah untuk menghabiskan uang tanpa membuahkan hasil apa-apa dari itu. mereka takut anak mereka jadi anak manja yang pada akhirnya malah tidak bisa berbuat apa-apa karena sekolah hanya menyuguhkan cara untuk baca,tulis dan sedikit berpikir. Tidak untuk bagaimana mencari ‘uang’ kedalam hutan atau dengan menyelam kesungai.

Sekolah hanya akan menambah beban keluarga karena selama proses itu anak mereka tak bisa diandalkan membantu ekonomi keluarga selain hanya membaca buku. berbanding terbalik jika anak mereka ikut ke hutan untuk menebang pohon dan dijadikan balok-balok persegi panjang atau ikut ke sungai untuk menyelam mengumpulkan kerikil untuk didulang mencari emas

Emas,karet,dan kayu adalah hasil bumi utama yang menghidupi masyarakat kampung kami.dibanding dengan desa-desa sekitar,dalam bahasa asli daerah disebut juga dengan nagari,nagari kami paling kaya,karena satu-satunya nagari yang dilalui sungai besar yang mengalir deras dengan segala sumber alam yang bisa diambil darinya. Mulai dari pencari ikan yang pagi-pagi melihat pancingan mereka untuk memanen ikan asli sungai karena kemaren sore dipasang ditepi sungai. Dengan umpan ikan-ikan kecil masih hidup seukuran kelingking orang dewasa mereka bisa mendapatkan ikan sebesar paha manusia gemuk dengan berat badan Sembilan puluh kilogram. Dengan hasil ini saja mereka bisa membeli pakaian baru untuk anak-anak mereka hari jumat nanti Hari jumat adalah hari dimana pasar mingguan digelar.

Penghasilan paling besar didapat dari mendulang kerikil dan pasir disungai untuk mencari kumpulan biji-biji logam,logam yang berwarna kuning mengkilat seukuran serbuk pasir yang jika ditempa dengan alat khusus bisa disebut dengan logam mulia,Emas. Aktivitas mendulang emas ini hanya bisa dilakukan jika sungai sedang bersahabat biasanya dimusim kemarau. Jika dibalahan dunia lain musim kemarau adalah musim yang paling menakutkan,karena selain kering panasnya minta ampun. Musim kemarau ini juga yang akan merenggut sebagian tempat mereka mencari nafkah. Sungai-sungai kecil akan mengering,tanah merekah,tanaman sawah tak mau tumbuh,belum lagi harus menahan untuk tidak mandi beberapa minggu demi menghemat air yang dibagi-bagi secara gratis oleh pemerintah untuk minum dan menanak nasi.

ilustrasi:anak-anak ikut orang tuanya mendulang di sungai

Sungguh berbeda dengan kampung kami justru musim kemarau ini yang ditunggu karena musim kemarau yang akan menjadikan sungai surut sehingga lebih dangkal yang memudahkan proses memyelam untuk pengambilan kerikil yang akan didulang mendapatkan emas. Tidak sedikit orang tua yang akan bermalam ke hulu atau ke hilir sungai sampai beberapa hari dan baru balik hari kamis sore untuk menjual emas hasil dulangan mereka agar besok jumatnya bisa pergi kepasar membeli segala sesautu yang baru.

Sungguh ironis memang dari demikian banyak orang tua yang menginap ke hulu sungai maka tak sedikit juga anak-anak mereka yang juga diajak karena tidak mungkin untuk tinggal sendirian dirumah. Maka tiap musim kemarau saya mendapati sedikit demi sedikit teman sekelas saya semakin berkurang karena lebih tergiur untuk mencari uang secara instan dibandingkan harus sekolah dulu yang tak jelas ujungnya. Entah kapan bisa mengasilkan uang dari sekolah mungkin itu yang terlintas dipikiran mereka dan orang tuanya. Orang tua yang lebih memilih anaknya segera mendapatkan uang.

Jika musim kemarau telah hilang angin malam mulai terasa lembab,disiang hari tak ada lagi bunyi uyia-uyia. Binatang yang biasanya berbunyi nyaring disiang hari jika matahari sedang memancarkan panasnya dengan terik. Pertanda musim hujan telah datang. Hujan dari pagi hingga pagi lagi membuat sungai yang tadi bersahabat mejadi meluap tidak memungkinkan untuk meyelam.

Suatu hari tetap ada yang nekat untuk menyelam ke sungai yang sangat keruh mungkin jarak pandang didalamnya tidak lebih dari sejengkal. Pria malang itu akhirnya meregang nyawa karena pipa udara yang terpasang ke hidungnya yang berasal dari mesin kompresor itu tersangkut melilit kayu-kayu yang menyilang didasar sungai. mesin kompresor adalah mesin yang sering digunakan oleh tukang tambal ban dipinggir jalan untuk mengisi angin ban mobil atau motor.

Karena sungai yang tidak bersahabat ini tidak memungkinkan mereka untuk terus melanjutkan pekerjaan yang satu ini. tetapi hanya butuh dua hari bagi masyarakat kampung untuk mencari pekerjaan baru. Itupun dua hari hanya untuk mempersiapkan barang serta makanan untuk tempat penginapan mereka yang lain,yaitu ke hutan. Menjarah kayu-kayu besar yang telah disediakan alam. Dengan membawa mesin xin shaw ,mesin pemotong kayu dengan bunyi seperti teriakan setan didasar neraka itu bisa digunakan untuk memotong dan menebang pohon bahkan dengan ukuran yang untuk memeluknya saja butuk tiga orang dewasa membentangkan tangannya sambil membentuk lingkaran.

ilustrai: kerja para bapak-bapak bersama anak lelaki mereka mencari penghidupan

Karena pekerjaan ini tergolong berat maka ibu-ibu akan memilih pekerjaan lain untuk menambah penghasilan keluarga,yaitu menggerus kulit pohon karet untuk mendapatkan getah. Sungguh luas kebun karet yang mengilingi kampung bahkan sampai radius sepuluh kilo meter ke sagala penjuru mata angin masih ditemukan kumpulan batang pohon karet hasil ladang keluarga beberapa tahun silam. Setiap kepala keluarga memiliki minimal satu lahan kebun karet.

Nagari dengan kekayaan alam melimpah itulah tempat asalku,masa kecilku,tempat aku dibesarkan menimba pengalaman dari alam. Disebuah desa yang terletak dipinggiran sungai Batang Kuantan agar sampai kesana harus menggunakan perahu untuk menyeberangi sungai dengan lebar sekitar tiga puluh meter itu. Sungai ini akan terus mengalir membawa muatannya hingga ke laut melewati Provinsi Riau.

Desa kami memang sangat jauh dari pusat terletak terpencil disuatu kabupaten Sawahlunto Sijunjung dekat perbatasan dengan kecamatan kuantan Provinsi Riau. Hijau hutan masih terasa begitu asri jika melihat sekeliling itulah yang harus dilewati jika ingin mencapai desa tertinggal itu. membutuhkan waktu 6 jam lebih dari pusat kabupaten menggunakan truk atau mobil khusus karena ‘mobil mewah’ tidak akan bisa masuk melewati jalan penuh lubang dan berlumpur seperti kubangan gajah terutama jika musim hujan.

ilustrasi:rendahnya semangat orangtua untuk menyekolahkan anak mereka

Tapi satu hal yang cukup memprihatinkan,kalau tidak dikatakan sangat,kekayaan alam yang melimpahnya itulah ditambah dengan akses keluar yang cukup rumit membuat semangat anak-anak dan orang tua urung untuk melanjutkan sekolah anak mereka. Lebih baik mencari uang langsung daripada sekolah tidak jelas ujungnya,kata itu seperti tertempa dengan trauma kedalam relung hati kebanyakan orang tua disana. terlebih setelah melihat sebagian anak-anak yang disekolahkan keluar,balik ke kampung tidak tampak membawa perubahan.

Dan sekarang saya berada disini,saya bangga dengan diri saya sendiri,dan saya punya mimpi Berusaha untuk menemukan rangkaian takdir dalam proses untuk merubah nasib

baca artikel berhubungan:
1. singa itu hanya seekor domba part 1
2.
singa itu hanya seekor domba part 2


Beda Niat dan Berhayal


memikirkan atau berkata akan atau ingin bertindak sesuatu tanpa diiringi dengan usaha untuk melakukannya, tak lebih itu hanyalah sebuah Hayalan bukan Niat.


Libur ke Pangandaran

Ingat 'libur' ingat juga liburan. setelah setahun berkelumit dengan buku dan ujian saatnya untuk refreshing pun datang. bingung mau kemana liburan ini?? sama. Berbagai tempat wisata sebenarnya sudah tersedia dan disediakan di alam ini mulai dari wisata ke gunung sampai pantai semuanya ada.Tinggal mau pilih yang mana,mau dalam kota,luar kota,atau bahkan ke luar negeri sekalipun tentunya disesuaikan juga dengan budget masing-masing. Ini adalah cerita perjalan liburan bulan desember tahun lalu (hehe baru di posting sekarang,soalnya kan mau liburan lagi).

Liburan ke Samudera Hindia Pangandaran adalah salah satu pilihan yang tepat untuk mengisi waktu luang sambil menenangkan diri. Jika orang pernah bilang dalam rentetan syair puisinya 'pasir putih membentang,lautan biru bersih,dan awan-awan seperti kapas melayang diatasnya',inilah dia penggambaran dari puisi tersebut.

Sungguh indah,tempat yang sangat tepat untuk menambah keyakinan atas kebesaran Alloh SWT.

perjalanan pun dimulai. Diawali dengan rencana yang bisa dikatakan sangat tidak matang,baru kepikiran mau kesana malam sebelum keberangkatan. Iseng-iseng browsing di internet tentang tempat wisata,akhirnya kami langsung memutuskan untuk ke tempat ini setelah melihat foto-foto hasil perjalanan orang-orang yang telah duluan pernah ke pantai yang indah tersebut.

berbekal pengetahuan yang sangat minim akan tempat wisata yang satu ini,tanpa mengetahui jalan yang pasti,yang jelas disinilah kami membuktikan pentingnya silaturahim dan komunikasi yang baik. Hanya dengan bermodalkan tanya sana tanya sini akhirnya kami sampai ditempat yang dituju.

sunggu tak dikira perjalanan yang awalnya diperkirakan hanya 3-4 jam dari jatinangor,ternyata dari jam 8 berangkat kami baru sampai ditujuan jam 15 kurang beberapa menit. setelah 3 kali ganti bis ditambah satu kali naik ojek akhirnya kami bisa mengirup udara pantai,menikmati indahnya deburan ombak,dan merasakan semilir angin yang merasuk ke relung hati,menerpa seluruh tubuh membawa hawa kebebasan.
pantai nan indah

terbang meraih keriangan

menunjuk langit..hehe gaya

didepan salah satu tempat penginapan

tak lupa berpose sambil meninggalkan jejak


setelah puas ditempat yang pertama (baca:pantai batu karas) akhirnya kami melanjutkan perjalanan untuk kembali ke pangandaran. karena hari sudah sore ternyata bus yang tadi membawa kami ke batu karas telah satu jam yang lalu meninggalkan tempat ini menuju persinggahan selanjutnya. setelah dipikir-pikir ga mungkin nginap ditempat itu lagian harga penginapan disana lumayan mahal( apalagi dengan budget mahasiswa) akhirnya dengan modal silaturahim lagi kami tanya-tanya ke warga sekitar,diberitahulah sebuah alternatif untuk ke pangandaran selain naik ojek(bayangkan aja naik ojek 1 jam mau dibayar berapa tukang ojeknya),yaitu harus naik angkot yang ongkosnya lumayan. setelah diperhitungkan untung-ruginya (hehe padang-nya tetap) akhirnya diputuskan untuk naik angkot dan melanjutkan perjalanan ke pangandaran.

di angkot batu karas-pangandaran




waktu menunjukan pukul 17an lewat kami sampai di pangandaran,langsung menuju mesjid raya yang terletak di jantung kota pangandaran untuk melaksanakan shalat ashar sekaligus jamak zuhur (anehnya di pantai batu karas,tidak kami temukan rumah ibadah satupun).
sambil menunggu magrib dan isya kami hanya berbincang sekaligus merencanakan apa langkah selanjutnya. satu yang terlintas dipikiran adalah sudah malam gini ga mungkin pulang ke jatinangor dan harus nyari tempat penginapan.

setelah isya perjalanan di mulai lagi,kali ini dengan jalan kaki(hehe sebelumnya diingatkan sama ibu-ibu penjaga warung untuk tidak naik becak,katanya MAHAL)

satu persatu tempat penginapan dikunjungi,ada yang bilang sudah penuh,ada yang kosong tapi mahal (maklum waktu itu lagi liburan semester jadi banyak pengunjung) akhirnya subhanallah dengan modal silaturahim lagi berbicang dengan salah satu penjaga hotel,kami ditunjukan satu penginapan yang nyaman dan yang pasti MURAH..haha

di penginapan

istirahat sebentar melepas penat setelah capek seharian


malam mulai merasuk,rembulan sudah menggantung dilangit,semua lampu sudah dinyalakan tak terkecuali lampu kamar kami. perlahan rasa itu mulai datang,bunyi-bunyian sudah bermunculan tanda perut sudah minta makan,Lapar.

keluar dari penginapan akhirnya melihat sebuah rumah makan(lebih tepatnya disebut tenda jualan makanan) yang lumayan ramai,salah satu diantara kami bilang dengan polosnya, "disini aja yuk,kayaknya ramai,pasti enak".

akhirnya makan juga

pelajaran dari tenda makan ini: "kalau mau makan ditempat wisata tanya harganya dulu.." hehe,terkejut melihat bon yang diberikan ke kami (teh es aja delapan ribu,hoho lebih mahal dari PVJ)
tapi ga pa2lah,segala sesuatu tidak untuk disesali.

selanjutnya habis makan jalan-jalan lagi.

berpose di perahu di tepi pantai

lihat-lihat doang di kios-kios yang menjual pernak pernik dengan bahan asli dari laut

akhirnya capek juga.pulang.tidur untuk mengumpulkan tenaga untuk esok hari.

hari esoknya kami jalan menyusuri pantai pengandaran. jika anda pernah mendengar ungkapan 'seperti semut keluar dari sarangnya atau seperti kelelawar berkerumunan keluar dari goa' inilah dia. orang-orang banyak sekali tumpah ke tepi pantai sampai-sampai ungkapan tersebut keluar di tulisan saya. menikmati matahari pagi sambil berenang di pantai sepertinya adalah salah satu yang menarik pengunjung ke pantai ini.
kerumunan orang menikmati ombak

akhirnya ada juga foto yang berempat,setelah ada yang bersedia dimintai pertolongan untuk me-foto para pengealna ini. kang ibel,saya,aris,alvy


makan pecel khas pasir putih pangandaran


ada 'monyet' nya juga lo..hehe maaf ris!!

sepeda double





menikamti indahnya alam pangandaran.

selamat mencoba!!

Subhanallah.Allohukabar.indah sekali!!!

pangandaran,28 desember 2008